Huawei menyebut harga internet jaringan 5G bakal lebih murah dari 4G jika dihitung per kilobyte (KB). Menurut Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia, Mohammad Rosidi hal ini terjadi lantaran biaya lisensi dan perangkat keras 5G lebih murah dari teknologi 4G.
“Investasi 5G perbyte akan lebih murah dari 4G. Sebab harga perangkat dan lisensinya 1/10 lebih murah,” tuturnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/12).
Dalam presentasinya, Rosidi membeberkan skema harga 5G yang berlaku di Korea Selatan. Sebagai contoh, di negara itu pengguna dikenakan biaya langganan sekitar Rp922 ribu untuk mendapat 150 GB data di jaringan 5G. Sementara sebelumnya, dengan harga yang sama, pelanggan cuma mendapat 16 GB di jaringan 4G.
No | 4G | 5G | ||
Harga | Data | Harga | Data | |
1 | ~US$78 | 30 GB | ~US$84 | 250GB |
2 | ~US$66 | 16 GB | ~US$66 | 150GB |
3 | ~US$59 | 11 GB | ~US$49 | 9GB |
Ketika ditelusuri, strategi serupa juga diterapkan di beberapa negara lain yang sudah menerapkan layanan 5G, seperti China, Australia, dan Amerika Serikat.
“Di Korsel kuota yang diberikan ke konsumen makin besar, tapi harga juga naik, naik sekitar 9-32 persen. Sebab akan ada hunger (kelaparan) dari konsumen untuk terus konsumsi data ketika diberi paket dengan kuota lebih banyak. Sehingga, harga naik sedikit jadi tidak masalah,” tuturnya lagi saat membeberkan presentasinya.
Di China, tiga operator milik pemerintah menawarkan harga paket 5G yang hampir mirip. Paket data paling murah di negara itu ditawarkan sekitar Rp250 ribu (128 yuan) per bulan untuk 30 GB. Sementara untuk paket data termahal sekitar Rp1,2 juta (599 yuan) untuk 300 GB.
Menurut analis Jefferies, Edison Lee, harga per-gigabyte dari paket 5G di China lebih murah dari 4G. Sehingga menurutnya hal ini akan mendorong para pengguna 4G yang biasa membeli paket data lebih dari Rp240 ribu (120 yuan) untuk berpindah menggunakan 5G, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Sementara di Amerika Serikat, rata-rata per-GB paket data 5G juga ditawarkan lebih murah dari 4G. Secara keseluruhan, rata-rata tarif 1GB 4G di AS sebesar US$17 (sekitar Rp238 ribu) . Sementara untuk jaringan 5G, rata-rata berbiaya US$13(sekitar Rp182 ribu), seperti dilaporkan Mobile World Live.
Serupa dengan Korsel, semakin murah paketnya, harga yang dibayar untuk paket dengan kuota lebih kecil tak jauh beda dari 4G. Tapi, jika pengguna membayar paket yang lebih tinggi, maka kuota dan kecepatan yang didapat juga makin jauh berbeda dari 4G.
Seberapa cepat 5G?
Jika dirupiahkan, angka-angka berlangganan 5G ini memang tergolong masih lumayan mahal. Namun, selain mendapat kuota yang lebih besar, pengguna juga mendapat keuntungan dari kecepatan internet yang lebih gegas berkat teknologi ini. Sebab, kecepatan transfer data 5G digadang-gadang bisa mencapai 10 Gbps.
Di China, paket 5G paling murah (128 yuan) bakal diganjar dengan kecepatan 300 megabit per detik (Mbps). Sementara paket termahal (869 yuan) bakal diberi kecepatan internet hingga 1 gigabit per detik (Gbps).
Bukan cuma masalah internet yang lebih cepat, dua hal lain yang ditawarkan 5G adalah waktu respons yang lebih gegas (latensi rendah) dan mampu melayani banyak perangkat sekaligus.
Sebagai perbandingan, waktu respons 3G biasanya sekitar 100 millisekon. Sementara untuk 4G sekitar 30 milisekon. Sementara di jaringan 5G dijanjikan mencapai hanya 1 millisekon. Sehingga teknologi ini bisa mendukung teknologi yang butuh respons cepat seperti mobil otonom.