Topik terkait operasi plastik atau oplas selalu hangat dibicarakan. Prosedur ini sering dikaitkan dengan kecantikan dan ketampanan artis Hollywood dan Korea. Tak jarang orang memiliki keinginan operasi plastik karena tidak pede dengan penampilannya.
Setiap tindakan medis ada pro dan kontranya, tak terkecuali operasi plastik. Bagaimana manfaat dan risiko dari tindakan ini?
Apa itu operasi plastik? Apa manfaatnya?
Operasi plastik adalah tindakan yang dilakukan untuk mengubah penampilan seseorang atau membantu mengembalikan kemampuan bagian tubuh untuk berfungsi. Istilah “plastik” sebenarnya tak berkaitan dengan bahan plastik, melainkan dari bahasa Yunani “plastikos” yang berarti “untuk membentuk”.
Sebenarnya, operasi plastik dapat berupa operasi kosmetik (estetik) dan bedah rekonstruksi. Sesuai namanya, operasi rekonstruksi bertujuan untuk mengoreksi kecacatan pada bagian tubuh. Cacat tersebut dapat terbentuk sejak lahir atau karena kecelakaan.
Operasi atau bedah rekonstruksi dilakukan untuk alasan medis. Ada banyak penyakit yang ditangani dengan bedah rekonstruksi, termasuk kanker mulut dan cedera tangan.
Sementara itu, operasi kosmetik dilakukan untuk meningkatkan penampilan fisik seseorang, mulai dari bagian kepala hingga bagian kaki. Jenisnya pun dapat beragam, seperti facelift atau rhytidectomy (penghilangan kerutan di wajah), pembesaran payudara, hingga rhinoplasty atau nose-job (untuk mempercantik hidung). Walau namanya operasi estetik, tak semua tindakan ini melibatkan “operasi”.
Risiko operasi plastik yang harus dipertimbangkan
Setiap jenis operasi dan tindakan bedah memiliki risiko, tak terkecuali operasi plastik. Sebelum memutuskan untuk menjalani operasi ini, Anda pun perlu memahami risiko-risiko yang mengintai. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Kerusakan saraf
Pada beberapa kasus tindakan bedah, risiko kerusakan saraf dapat terjadi, termasuk saat menjalani operasi plastik. Komplikasi ini paling jelas terjadi di saraf wajah yang membuat Anda sulit untuk memberikan ekspresi muka. Mata yang terlihat terkulai pun berisiko terjadi.
Mayoritas kasus kerusakan saraf akibat operasi plastik dapat ditangani, walau ada pula yang menjadi kerusakan permanen.
2. Terbentuk jaringan parut
Pembentukan jaringan parut sering terjadi pada tindakan bedah, termasuk operasi plastik. Tentunya hal ini dapat mengganggu orang yang mengalaminya karena tujuan operasi kosmetik adalah meningkatkan estetika diri.
Pasien bisa menurunkan risiko jaringan parut ini, dengan tidak merokok pascaoperasi, mengonsumsi makanan sehat, serta mengikuti arahan dokter.
3. Infeksi
Infeksi menjadi salah satu komplikasi operasi plastik yang umum terjadi. Salah satunya yakni infeksi selulitis yang merupakan infeksi pada kulit.
Pada beberapa kasus, infeksi pascaoperasi plastik dapat terjadi di tubuh bagian dalam dan menjadi parah. Kondisi ini akan membutuhkan pemberian antibiotik secara intravena.
4. Perdarahan
Operasi apa pun berisiko menimbulkan perdarahan. Apabila tidak terkontrol, perdarahan dapat menimbulkan penurunan tekanan darah dengan risiko kematian.
Perdarahan tersebut dapat terjadi selama proses operasi maupun pascaoperasi. Perdarahan setelah operasi plastik dapat disebabkan oleh pasien yang terlalu aktif bergerak.
5. Hematoma
Hematoma adalah kumpulan darah yang terbentuk di luar pembuluh darah dan terkadang menimbulkan rasa sakit. Hematoma umum terjadi hampir di semua jenis operasi, seperti facelift maupun pembesaran payudara.
6. Seroma
Seroma mirip dengan hematoma, yang merupakan kumpulan cairan limfatik di permukaan kulit. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit. Risiko ini juga bisa terjadi di semua operasi, termasuk operasi plastik abdominoplasty (pengencangan perut).
Apabila kumpulan cairan tersebut cukup besar, dokter akan menyingkirkan cairan tersebut menggunakan jarum. Langkah ini efektif untuk menangani seroma pascaoperasi, walau tetap berisiko kumpulan cairan tersebut muncul kembali.
7. Gumpalan darah
Terbentuknya gumpalan darah menjadi risiko yang umum terjadi di banyak prosedur medis, termasuk operasi plastik. Salah satu jenis gumpalan tersebut adalah trombosis vena dalam yang terbentuk di area kaki.
Gumpalan darah harus ditangani oleh dokter, sekalipun di banyak kasus tak mengancam nyawa. Gumpalan tersebut dapat mematikan jika gumpalan darah bergerak melalui pembuluh balik menuju jantung dan paru-paru.
8. Operasi plastik gagal
Menjadi momok bagi pasien yang menjalani operasi kosmetik, hasil operasi yang tak sesuai keinginan tetap bisa terjadi. Tak hanya gagal memberikan peningkatan penampilan fisik, hasil operasi ini juga dapat menjadi lebih buruk dibandingkan sebelumnya.
9. Komplikasi anestesi
Anestesi atau bius adalah tindakan untuk membuat pasien hilang kesadaran beberapa saat, sehingga pasien tidak merasakan saat operasi berlangsung. Komplikasi tersebut dapat berupa infeksi paru-paru, stroke, serangan jantung, hingga kematian.
10. Kematian
Ya, setiap operasi berisiko menimbulkan kematian pasien. Walau mungkin risiko tersebut kecil, sangat mungkin pasien meninggal dunia saat menjalani operasi.
Komplikasi akibat reaksi dari obat anestesi merupakan kasus kematian yang paling banyak terjadi karena menjalani operasi.
Menurunkan risiko operasi plastik, bagaimana caranya?
Cara terbaik untuk menurunkan risiko operasi plastik adalah berhati-hati dalam memilih dokter. Pastikan Anda memilih dokter dan klinik yang terpercaya, memiliki izin, dan memiliki reputasi yang baik.
Anda juga disarankan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum dan sesudah operasi, termasuk konsumsi makanan sehat dan tidak merokok.
Sebagai catatan, non-perokok akan lebih cepat pulih setelah menjalani operasi. Risiko terbentuknya jaringan parut juga lebih kecil. Beberapa dokter bedah plastik juga tidak mau melakukan operasi apabila pasiennya tengah merokok.
Selain tips di atas, Anda disarankan untuk memerhatikan saran ini apabila memang sudah bertekad untuk menjalani operasi plastik:
- Buatlah keputusan sendiri dan jangan mau dibujuk oleh orang lain.
- Edukasi diri terkait prosedur yang Anda inginkan dan pertimbangkan segala baik buruknya.
- Perhatikan risiko dan batasan, pasalnya ada beberapa operasi plastik yang dilakukan secara bertahap.
- Pilih waktu yang tepat untuk menjalani operasi plastik. Hindari waktu-waktu yang juga menuntut pikiran, seperti saat berganti pekerjaan, berduka, pascapersalinan, atau pindah rumah.
- Hindari keputusan operasi kosmetik secara terpaksa hanya karena untuk menyenangkan orang lain, termasuk pasangan.
- Jika klinik operasi plastik jauh dari domisili, pastikan Anda sudah mengkaji biaya dan hal-hal lain terkait perjalanan.