Saat physical distancing, banyak orang beralih ke belanja online. Transaksi daring pun meningkat di Kota Bandung.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mencatat, terjadi peningkatan transaksi daring hingga 40 persen selama pelaksanaan physical distancing.

Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, peningkatan transaksi secara daring itu membuktikan bahwa ada peningkatan kesadaran masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah guna mencegah penularan virus Corona (COVID-19).

“Ada peningkatan, dulu presentase online dengan offline itu 10:90 persen, jadi onlinenya hanya 10 persen, sekarang dengan diberlakukannya online 50:50 persen online dan offline, jadi sudah ada peningkatan,” kata Elly kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (20/4/2020).

Ia mengungkapkan, hampir di seluruh pusat perbelanjaan di Kota Bandung sudah menerapkan layanan belanja daring untuk menunjang kebutuhan masyarakat saat menjalani physical distancing ataupun Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di Kota Bandung.

Pihaknya, meminta kepada masyarakat untuk memanfaatkan layanan daring untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus keluar rumah.

“Mereka sudah membuka secara online, silakan manfaatkan itu, jadi nggak usah keluar rumah,” ungkapnya.

Elly berujar, beberapa toko modern sudah menerapkan bebas ongkir untuk pembelanjaan lebih dari Rp100 ribu. “Kalaupun di bawah Rp 100 ribu, ongkirnya biasanya Rp 7 ribu,” ujarnya.

Begitupun layanan belanja daring di pasar tradisional. Terjadi peningkatan transaksi yang signifikan, hampir di 23 pasar tradisional sudah bisa melayani belanja melalui daring.

“Pak Dirut PD Pasar menyebut, geliatnya sudah meningkat, saat ini sudah ada beberapa ribu transaksi, selama diberlakukan, kurang lebih 4 ribuan transaksi,” pungkasnya.