App Store, toko aplikasi Apple, sedang jadi bahasan karena digugat Epic Games, pengembang game populer Fortnite. Epic menilai Apple melakukan aksi monopoli di App Store, argumentasi yang didukung perusahaan lain semacam Spotify dan Facebook. Mark Zuckerberg pun ikut angkat bicara.

Zuck menilai App Store memang perlu diselidiki karena kontrol ketatnya pada aplikasi yang ada di iPhone. Terlebih iPhone sangat populer di Amerika Serikat dan juga berbagai belahan dunia.

“Well, saya jelas berpikir bahwa mereka memiliki kontrol sepihak tentang apa yang ada di ponsel dalam soal aplikasi,” kata pendiri dan CEO Facebook itu dalam wawancara baru-baru ini.

“Saya pikir mungkin sekitar 50% orang Amerika yang punya smartphone dan lebih banyak lagi di seluruh dunia (memakai iPhone). Saya kira ada lebih dari semiliar perangkat Apple,” tambahnya, dikutip detikINET dari 9to5Mac.

Untuk itu, Zuck menilai perlu diamati kontrol Apple terhadap App Store, apakah toko aplikasi ini pro terhadap kompetisi. Di sisi lain, ia terkesan memuji Play Store, toko aplikasi di ponsel Android karena user masih bisa menginstal dari sumber lain serta toko aplikasi alternatif.

“Sebagai seorang developer, jika Anda tidak ada di Google Play Store, setidaknya Anda masih punya cara untuk membuat aplikasi Anda tersedia di ponsel orang. Artinya orang tidak akan benar-benar dicekal jika mereka melakukan sesuatu yang tidak disenangi Google,” tambah Mark Zuckerberg.

Dengan demikian, terindikasi bahwa Zuck mendukung langkah Epic Games menggugat Apple ke pengadilan terkait potongan 30% yang ditetapkan Apple untuk transaksi yang dilakukan lewat App Store. Facebook sebelumnya sudah bersuara.

Kritik diutarakan Facebook setelah mereka merilis sebuah fitur baru yang membuat pemilik laman Facebook dan event organizer bisa membuat acara online. Tujuannya untuk membantu mereka yang tak bisa membuat acara offline akibat pandemi Corona.

Namun masalahnya, pemasukan yang didapat dari acara online itu akan lebih sedikit di platform iOS. Sebab Apple menolak menghilangkan pajaknya, atau membolehkan perusahaan memakai sistem pembayaran Facebook, yang sebenarnya bakal membantu para event organizer menghasilkan uang lebih banyak.

“Kami meminta Apple untuk mengurangi pajak App Store yang besarnya 30% itu atau membolehkan kami menawarkan Facebook Pay agar kami bisa menyerap semua biaya bagi bisnis yang berjuang menghadapi COVID-19,” ujar Fidji Simo, bos aplikasi utama Facebook dalam keterangannya.

“Sayangnya mereka (Apple) menolak permintaan kami dan para pebisnis UKM hanya akan mendapat 70% dari pemasukan mereka,” tambah anak buah Mark Zuckerberg ini.