Bisnis Epson, seperti bisnis lainnya, juga terdampak besar akibat pandemi Corona. Namun mereka punya taktik tersendiri untuk menghadapinya.
Menurut Riswin Li, Marketing Division Head Epson Indonesia, dampak terbesar pandemi terhadap bisnis Epson terjadi saat awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari April sampai pertengahan Juni, di mana penjualannya disebut turun sebesar 30%.
“Awalnya khawatir karena banyak penutupan, tak bisa aktivitas bisnis seperti biasa. Ternyata dampaknya tidak separah yang disangka,” pungkas Riswin dalam konferensi pers, Selasa (20/10/2020).
Namun setelah PSBB dilonggarkan, mereka mengaku bisnisnya sudah mulai pulih, dan berharap PSBB tak terperpanjang lagi dan masuk ke kondisi New Normal.
“Penjualan kami mulai pulih dan kami berharap PSBB ini yang terakhir sehingga bisa masuk ke kondisi New Normal. Penjualan printer dan proyektor adalah kontribusi terbesar (untuk Epson),” tambahnya.
Epson pun punya strategi tersendiri untuk menghadapi pandemi Corona dan PSBB, di mana banyak banyak orang yang berkegiatan dari rumah, baik itu bekerja maupun sekolah.
Strategi tersebut adalah meluncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Produk tersebut antara lain adalah printer dan proyektor, untuk mendukung belajar dan bekerja dari rumah.
“Seperti printer untuk mencetak label hand sanitizer. Printer untuk garment juga meningkat permintaannya karena ada tren sepeda, karena orang butuh jersey untuk yang hobi bersepeda,” pungkas Riswin.
Strategi Epson lainnya adalah dengan melakukan penjualan secara online, karena banyak toko offline yang tak bisa beroperasi. Alhasil Epson pun membuka toko resminya di sejumlah marketplace di Indonesia, seperti Blibli, Bukalapak, Tokopedia, Lazada, dan Shopee.