Sejumlah perusahaan besar dunia sempat menjadi korban ransomware Lockbit seperti yang tengah dialami Bank Syariah Indonesia (BSI).

Beberapa perusahaan itu di antaranya yakni pabrik ban Continental, perusahaan pertahanan besar Prancis, Thales Group, hingga perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX.

Ransomware Lockbit diduga menyerang dan mencuri data Bank Syariah Indonesia (BSI) pada Senin (8/15) dengan jumlah data curian mencapai 1,5 TB. Data pelanggan yang bocor di antaranya adalah nama, nomor ponsel, alamat, saldo di rekening, riwayat transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan beberapa data lainnya.

Dikutip dari Kaspersky, ransomware LockBit sendiri merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses pengguna ke sistem komputer. Pemilik sistem hanya dapat mengakses data tersebut jika telah membayar tebusan kepada LockBit.

LockBit yang sebelumnya dikenal sebagai ransomware “ABCD” adalah subkelas ransomware yang dikenal sebagai ‘crypto virus.’ Pasalnya, ransomware ini biasanya meminta uang tebusan untuk membuka data yang dienkripsi.

Dikutip dari SOC Radar, pada Maret, ditemukan sebuah unggahan dari LockBit yang mengklaim telah meretas sistem milik SpaceX. Kelompok di balik serangan tersebut di antaranya sekitar 3.000 gambar milik SpaceX.

LockBit sendiri memiliki tiga versi ransomware, yakni LockBit 3.0, LockBit 2.0, dan LockBit.

LockBit 3.0 yang juga dikenal sebagai “LockBit Black” lebih sulit ditangani daripada versi sebelumnya dan memiliki kemiripan dengan ransomware Blackmatter dan Blackcat. LockBit versi ini diklaim sebagai dalang serangan BSI.

Ransomware LockBit sendiri kerap meminta tebusan kepada korban serangannya.

Menurut data Departemen Kehakiman AS, Lockbit yang beroperasi sejak Januari 2020 setidaknya telah menghasilkan US100 juta atau sekitar Rp1,49 triliun dari uang tebusan serangan siber mereka.