Persaingan Elon Musk dan Jeff Bezos dalam berlomba menyediakan akses internet dari luar angkasa mendapat tantangan sengit dari China. Negara ini sedang menyiapkan misi menguasai internet luar angkasa.
Belakangan ini, ada kekhawatiran yang berkembang di negara-negara maju bahwa China mencoba memasuki pasar internet luar angkasa dengan strategi yang sama yang digunakannya di Bumi dengan Huawei dan jaringan 5G yang dikembangkannya. China akan menggunakan perusahaan yang didukung penuh negara untuk melemahkan pesaing dan menyebarkan pengaruh global.
Seperti dikutip dari Axios, prediksi ini mungkin ada benarnya. Tampaknya, saat ini China sedang berupaya meluncurkan jaringan internetnya sendiri untuk menyaingi kompetitor global.
StarNet milik China rencananya akan meluncurkan 10 ribu satelit dalam 5 hingga 10 tahun mendatang. China bermaksud membangun sistem infrastruktur internet luar angkasa untuk komunikasi, navigasi, dan penginderaan jauh dengan cakupan global sebagai bagian dari rencana lima tahun terakhirnya.
Bukan tanpa sebab jika sejumlah negara saat ini berlomba meluncurkan satelit yang akan menyelimuti Bumi dengan koneksi internet. Ada permintaan yang sangat besar untuk layanan ini dengan 4 miliar orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses broadband. Banyak dari mereka berada di area yang sulit dilayani, sehingga memicu minat global untuk memancarkan internet dari luar angkasa.
Saat ini, CEO SpaceX Elon Musk menjadi pemilik satelit terbanyak di antariksa. Sekitar 1.000 satelit Starlink telah digunakan untuk akses internet, dan SpaceX berencana mengembangkan Starlink untuk meluncurkan lebih dari 40 ribu satelit ke orbit rendah Bumi.
Selain Elon Musk, Jeff Bezos juga punya proyek serupa. Melalui perusahaan teknologi luar angkasanya, Blue Origin, orang terkaya dunia ini mengerjakan konstelasi satelit broadband dalam proyek Kuiper.
Selain itu, pemerintah Inggris juga mendukung penyedia broadband satelit OneWeb, dan Uni Eropa telah mengumumkan rencananya untuk membuat konstelasi satelit internet sendiri.