Pendiri Twitter, Jack Dorsey mengundurkan diri dari posisi CEO pada Senin (29/11) waktu Amerika Serikat (AS). Terdapat sederet fakta dari Pria berusia 46 tahun yang memegang takhta CEO sejak 6 tahun silam tersebut.

Dorsey merupakan salah satu sosok populer jebolan Silicon Valley. Seperti Mark Zuckerberg, Steve Jobs hingga Bill Gates, Dorsey juga menyandang gelar tak lulus kuliah dari salah satu universitas di negara bagian asalnya, Missouri, AS.

Dia membangun Twitter dari 2007 hingga 2008, kemudian menunjuk DickCostolo sebagaiCEO, sebelum akhirnya mengundurkan diri pada Juni 2015.

Di bawah pimpinan Dorsey, Twitter melaporkan keuntungan selama tiga bulan terakhir pada 2017, kemudian berada di zona hijau penjualan selama dua tahun sebelum akhirnya tergelincir kembali ke zona merah pada 2020.

Twitter pada Maret 2020 membuat kesepakatan dengan investor utama untuk mengakhiri upaya menggulingkan CEO, dan menciptakan komite baru di dewan direksi untuk mengawasi kepemimpinan perusahaan.

Dorsey mendapat tekanan pada tahun 2020 dari Elliott Management di tengah kekhawatiran dia terlalu sibuk karena menjalankan Twitter dan Square.

Selama masa kepresidenan Trump yang berakhir pada Januari 2021, Twitter secara umum dilihat sebagai media sosial yang digunakan untuk menyebarkan perpecahan politik di AS.

Dorsey mengambil keputusan kontroversial untuk secara permanen ‘mendepak’ Trump dari Twitter, di mana mantan presiden itu telah mengumpulkan 88,7 juta pengikut, menurut laporan AFP.

Ia membuat keputusan menangguhkan Twitter Trump beberapa hari setelah Trump menghasut gerombolan pendukung yang menyerbu US Capitol yang berusaha mencegah Joe Biden sebagai pemenang pemilu 2020.

Dorsey juga menorehkan jejak kontroversi lain, di antaranya menghapus unggahan Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari Juni lalu.

Twitter mengatakan unggahan Presiden Muhammadu Buhari tentang ancaman hukuman bagi kelompok tertentu telah melanggar kebijakan Twitter.

Sempat ‘Panas’ dengan Facebook

Hubungan Dorsey juga sempat memanas dengan Facebook lantaran menyindir logo yang baru diluncurkan Facebook pada November 2019, lewat akun Twitternya.

Sebuah cuitan tampak merujuk pada logo baru Facebook milik Mark Zuckerberg itu, yang semula ‘Facebook’ kemudian diubah menjadi lebih jelas ‘FACEBOOK’.

Bos twitter itu juga sebelumnya telah berhenti mengikuti pendiri Facebook , Mark Zuckerberg di Twitter pada Desember 2019. Hal itu diungkap oleh akun @BigTechAlert yang memantau aktivitas-aktivitas akun CEO perusahaan teknologi di Twitter.

Hubungan Facebook dan Twitter memanas lantaran sempat terlibat ketidaksepahaman terkait iklan politik berbayar di situs media sosial.

Twitter menegaskan akan berhenti menerima iklan politik secara global dalam platformnya. Penghentian tersebut dilakukan untuk menanggapi kekhawatiran atas informasi yang salah dari para politisi di media sosial.

Meski banyak jejak ‘miring’ dari Dorsey, ia merupakan pemimpin yang terbilang baik. Pada masa awal Covid-19 melanda pada 2020, ia mempersilahkan beberapa karyawan mereka untuk bekerja dari rumah (WFH) selamanya. Artinya karyawan tidak perlu datang ke kantor.

wacana Twitter untuk merumahkan karyawan yang masuk kriteria boleh bekerja dari rumah selamanya dikutip dari laporan Buzzfeed News dari salah satu karyawan Twitter yang mendapat email dari CEO mereka, Jack Dorsey.

Email itu dikirimkan Dorsey kepada seluruh karyawannya untuk memberitahu bahwa perusahaan mengizinkan mereka bekerja dari rumah secara permanen.

Di masa pandemi Covid-19 ia juga menggelontorkan US$5 juta atau sekitar Rp74,3 miliar untuk mendukung 20 ribu bantuan tunai (micro grants) sebesar US$250 atau sekitar Rp3,7 juta, bagi penduduk Amerika Serikat yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Sumbangan Dorsey disalurkan melalui organisasi nirlaba, Humanity Forward yang dikelola oleh mantan kandidat Presiden Amerika Serikat dalam pemilu 2020, Andrew Yang.

Melalui pertimbangan panjang, akhirnya salah satu pendiri sekaligus CEO Twitter Jack Dorsey umumkan mengundurkan diri. Takhta CEO berpindah pada Parag Agrawal.