Media sosial yang menawarkan pola komunikasi baru kerap menjadi candu bagi penggunanya. Hal ini membuat sejumlah pengguna terkadang memiliki keinginan untuk “berlibur” dari platform tersebut.
Pengalaman dari media sosial tersebut dirasakan oleh Jake Murphy, Support Manager Zapier. Ia mengatakan pada mulanya ia hanya ingin menghapus aplikasi Facebook dan Instagram selama satu minggu, namun kemudian berlanjut hingga tiga minggu.
Pada momen tersebut, Ia tidak berencana untuk mengunduh kembali aplikasi-aplikasi tersebut.
Pada fase awal ketika telah menghapus aplikasi tersebut, Murphy menyebut dirinya berada di wilayah muscle memory. Hal tersebut membuat Murphy mencari aplikasi tersebut di ponsel saat pertama kali membuka ponsel, karena ini yang biasa ia lakukan. Kejadian ini disebutnya berlangsung sebanyak empat kali.
Kebiasaan yang sudah terbentuk di otaknya saat itu adalah membuka media sosial dan melakukan scrolling secara tidak sadar.
Namun setelah beberapa hari berlibur dari media sosial, kebiasaan tersebut mulai hilang. Meski beberapa kali ia merasa ingin untuk mengecek akun Facebook miliknya.
Dilansir dari Fast Company, selain kebiasaan mengecek media sosial yang mulai memudar, ia merasakan sejumlah hal lain sebagai manfaat dari menghapus media sosial, seperti terhubung secara personal dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Murphy merasa memiliki lebih banyak waktu untuk membaca dan mengurus hal-hal yang ada di rumahnya.
Maka dari itu, ia menyarankan orang lain untuk mengikuti jejaknya untuk berlibur dari media sosial, meski hanya beberapa hari.
Libur dari media sosial juga membuat Murphy perlu mengubah sejumlah kebiasaan. Pasalnya tidak menggunakan media sosial membuat ia kehilangan sejumlah informasi seperti acara besar dari teman atau keluarganya yang kerap disebar di media sosial, postingan lucu, dan berita.
Pengalaman lain soal libur dari media sosial juga disampaikan sejumlah orang yang pernah melakukan hal serupa.
Fanny (38) menyebutkan dirinya telah berhenti menggunakan Facebook dan Instagram sejak satu tahun lalu.
Dan tanpa platform tersebut ia merasa mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dan pikiran yang lebih ringan.
Selain itu, ia juga menyebut dirinya merasa lebih jarang mengalami kegelisahan, kemarahan, dan merasa lebih baik dalam mengorganisir pikirannya di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan ketidakadilan sosial dan politik.
Kate Rosenblatt, seorang manajer senior di platform terapi online Talkspace mengatakan sejumlah kliennya menghapus media sosial mereka untuk melakukan digital detoks.
Menurutnya, langkah ini dilakukan orang-orang tersebut untuk memperbaiki kesehatan mental mereka.
“Pasca-pandemi, satu tahun kemudian, banyak klien telah berbagi bahwa mereka telah secara drastis meningkatkan penggunaan media sosial tahun lalu karena karantina, mereka kemudian menyatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk bereksperimen dengan detoks digital,” ujar Rosenblatt, seperti dikutip dari Huffington Post.
“Vaksin ada di sini dan dunia perlahan membuka kembali, sehingga mereka dapat mulai terhubung dengan orang-orang dengan aman di dunia nyata,” tambahnya.
Sumber : CNN [dot] COM