Digitalisasi desa terus dilakukan Telkom di 2022. Setelah Dewi Sambi di Sleman dan Desa Ranupani di Lumajang, kini perusahaan BUMN tersebut menyulap Gunungmasigit, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, jadi desa digital yang terbaru.

Di Desa Gunungmasigit terdapat wisata Stone Garden, sebuah lokasi yang menawarkan pemandangan alam menakjubkan dengan gunung kapur di sekelilingnya.

Destinasi tersebut kemudian digitalisasi dengan diterapkannya Elektronik Loket (Elok) bagian dari solusi Smart Village Nusantara (SVN) dari Tribe Smart Village & Community Telkom.

Head of Digital Vertical Ecosystem Agriculture Telkom, Insan Purnama mengatakan, Telkom mencoba membantu desa-desa wisata yang memungkinkan seluruh data dianalisa. Sebab, keuangan yang terekam memang penting, akan tetapi pola prilaku wisatawan juga lebih penting.

“Elok merupakan pintu masuk digitalisasi Desa Gunung Masagit, dengan pengimplementasian sektor lainnya pada tata kelola pemerintahan, tata sosial, dan ekonomi,” ujar Insan dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (21/1/2022).

Melalui Elok tersebut, data pendapatan dari Stone Garden dapat terpantau dengan jelas dan mudah, sebab dapat dimonitor melalui gadget tanpa perlu dicek setiap harinya.

Elok diprediksinya makin membuat pengelolaan wisata alam ini makin maju. Rata-rata kunjungan per tahun 110 ribu, termasuk tidak ada penurunan selama pandemi tahun 2020-2021 yang masing-masing mencapai 116 ribu dan 120 ribu.

Telkom melakukan digitalisasi di Desa Gunungmasigit, Kabupaten Bandung Barat, dengan kehadiran Elektronik Loket (Elok). Foto: Dok. Telkom

Di samping itu, Elok menawarkan solusi yang tidak akan dilakukan pembatasan pola transaksi, yang mana itu akan merugikan pengelola wisata Stone Garden. Dengan data yang terekam berkat kehadiran Elok, pihak desa bisa membuat anggaran kegiatan pariwisata menjadi sangat terkontrol, sebab aliran keuangannya dapa terlihat jelas.

Staff Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo mengatakan, aplikasi Elok adalah hal yang tak terhindarkan di era digital ini. Akan tetapi, jangan sebatas modernisasi alat.

“Tapi yang lebih penting adalah bahwa ini Pokdarwis jadi tahu karakter pengunjung, jam berapa masuk ke obyek, rombongan apa keluarga, dan lainnya. Rata-rata mereka masuk kan jam 11 siang, nah pengelola sudah harus antisipasi makan siang berapa banyak, jadi terbangun ekosistem wisata yang baik,” tuturnya

Sukmayadi, Ketua Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis) Stone Garden, yang juga Ketua Pokdarwis Jabar mengatakan, pihaknya baru menggunakan Elok per November 2021 guna mendata seluruh pendapatan pada wisata alam gunung kapur tersebut.

Menurutnya, keuntungan utama lainnya adalah munculnya rasa saling percaya antar pengelola karena semuanya transparan dan bisa saling pantau. Sebelumnya, hal ini sempat mencuat jadi kendala operasional karena ketiadaan alat.

Sukmayadi mengatakan akan mendorong Pokdarwis di Kabupaten Bandung Barat, termasuk di Gua Pawon, ataupun pada tempat lainnya, agar bersama menggunakan Elok ke depannya. Terlebih, semua Pokdarwis pun sudah diberi bantuan laptop oleh Bupati KBB Hengky Kurniawan baru-baru ini.

Elok diprediksinya makin membuat pengelolaan wisata alam ini makin maju. Rata-rata kunjungan per tahun 110 ribu, termasuk tidak ada penurunan selama pandemi tahun 2020-2021 yang masing-masing mencapai 116 ribu dan 120 ribu.