BMKG Ungkap Alasan Gempa M 5,9 di Halmahera Barat Tak Picu Tsunami

0
522

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa dengan Magnitudo 5,9 yang berpusat dekat Halmahera Barat, Maluku Utara, pagi ini, tak memicu tsunami karena tak cukup kuat membuat deformasi dasar laut.

Sebelumnya, gempa bumi dengan Magnitudo 6 mengguncang Halmahera Barat, Maluku Utara, Selasa (5/4). BMKG kemudian memperbarui kekuatannya menjadi 5,9.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9,” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/4).

Meski cukup kuat, gempa tersebut dinilai tak bisa memicu perubahan topografi dasar laut alias deformasi yang bisa menimbulkan tsunami.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena megnitudonya relatif kecil untuk dapat menciptakan deformasi dasarlaut hingga mengganggu kolom air laut,” jelas Daryono.

Diketahui, tsunami terjadi bila gempa memicu bagian dasar laut naik dan sebagian lainnya turun. Hal ini kemudian mendorong air laut berpindah ke bagian yang lebih rendah dan menimbulkan gelombang besar.

Daryono melanjutkan gempa Halmahera Barat ini sendiri terjadi akibat deformasi batuan pada Lempeng Laut Maluku dengan mekanisme pergerakan kombinasi sesar.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan atau patahan pada Lempeng Laut Maluku,” urainya.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi sesar naik dan mendatar (oblique-thrust fault),” ia menambahkan.

Gempa yang berpusat di laut pada jarak 77 kilometer arah barat laut Loloda, Halmahera Barat, Maluku Utara, dengan kedalaman 10 km ini dirasakan cukup kencang di sejumlah wilayah di Maluku Utara.

Yakni, Galela dalam skala intensitas III-IV MMI, menyebabkan banyak warga lari berhamburan ke luar rumah karena terkejut adanya guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba;

Tobelo, guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI; Bitung, Sulawesi Utara, guncangan dalam skala intensitas II-III MMI; dan Siau, Sulawesi Utara, gempa dirasakan lemah dalam skala intensitas II MMI.

Infografis - 4 Penyebab Potensi Gempa dan Tsunami 8 Meter di Cilegon

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) ini merupakan ukuran kekuatan gempa dengan bilangan yang lebih besar menunjukkan kekuatan guncangan yang makin kuat.

Misalnya, Skala IV MMI, guncangan “dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi”.

“Hingga pukul 10.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock),” ujar Daryono.

Wilayah Laut Maluku sendiri merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami. Berdasarkan data BMKG, wilayah ini pernah diterpa beberapa gempa kuat yang memicu tsunami, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1608, 1845, 1852, 1857, 1889, 1907, dan 1939.

Sumber : CNN [dot] COM