Meta Klaim Akun Facebook Tentara Ukraina Jadi Sasaran Peretasan

0
509

Sejumlah akun facebook milik tentara Ukraina menjadi sasaran peretasan. Serangan siber ini diduga melibatkan kelompok yang berhubungan dengan Rusia dan Belarus.

Meta menjelaskan serangkaian taktik serangan siber digunakan oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan Rusia dan Belarus yang menargetkan tidak hanya tentar, namun juga warga sipil Ukraina, Kamis (7/4).

Menurut Meta, metode yang digunakan kelompok tersebut dengan cara menyamar sebagai jurnalis dan kantor berita independen online. Peretas mencoba meretas lusinan akun Facebook tentara Ukraina, dan menjalankan kampanye terkoordinasi untuk mencoba menghapus postingan yang mengkritik Rusia di media sosial.

Meta mengatakan sebuah kelompok peretas “Ghostwriter” yang diyakini terkait dengan Belarusia berusaha meretas akun Facebook puluhan personel militer Ukraina. Meta mengklaim kelompok ini sempat berhasil melakukan aksinya.

“Mereka memposting video yang meminta Angkatan Darat untuk menyerah seolah-olah postingan ini berasal dari pemilik akun yang sah. Kami memblokir video ini agar tidak dibagikan,” kata Meta, seperti dikutip dari CNN, Kamis (7/4).

Selain itu, Meta juga mencatat tindakan kelompok-kelompok yang terkait dengan pemerintah Rusia dan Belarusia tampaknya meningkat sesaat sebelum invasi.

Kemudian Meta juga menyebut telah mengamati akun-akun terkait dengan KGB Belarusia yang meluncurkan propaganda.

“[Akun-akun tersebut] tiba-tiba mulai memposting dalam bahasa Polandia dan Inggris tentang pasukan Ukraina yang menyerah tanpa perlawanan dan para pemimpin negara tersebut melarikan diri dari negara pada 24 Februari, hari di mana Rusia memulai perang,” jelas Meta.

Lebih lanjut, Meta mengatakan pihaknya telah menghapus sekitar 200 akun yang beroperasi dari Rusia. Akun-akun tersebut secara berulang memberi laporan palsu untuk membuat sejumlah akun pengguna Rusia dan Ukraina diblokir.

Akun-akun ini secara teratur menyebut orang-orang di Ukraina dan Rusia telah melanggar peraturan perusahaan tentang ujaran kebencian serta kebijakan lainnya. Taktik yang dikenal sebagai “pelaporan massal” ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang mencoba menutup akun media sosial lawan.

Vadym Hudyma, salah satu pendiri Digital Security Lab Ukraina, sebuah organisasi yang membantu mengamankan akun online jurnalis dan aktivis, mengatakan invasi Rusia membuat lonjakan besar serangan terhadap akun media sosial melalui pelaporan massal.

Hudyna menyebut banyak akun twitter dan facebook yang ditargetkan tidak diverifikasi. Hal ini mempersulit pemulihan akun organisasi yang mengumpulkan uang dan pasokan medis dalam menanggapi invasi Rusia.

“Banyak halaman media sosial ditutup sementara. Kami mungkin telah memulihkan sebagian besar dari mereka cukup cepat. Tapi ini kacau sekali,” ujarnya.

Sumber : CNN [dot] COM