Tencent dilaporkan berencana menutup platfom non-fungible token (NFT), Huanhe. Platform yang berumur satu tahun itu dilaporkan akan segera ditutup pada minggu ini.
Laporan tersebut berasal dari outlet media China, Jiemian yang mengutip sumber dari Tencent. Alasannya karena ada larangan ketat Beijing pada pasar sekunder untuk koleksi digital yang sebagian besar telah membunuh potensi bisnisnya.
Namun SCMP menuliskan raksasa media sosial itu tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
SCMP juga melaporkan, seluruh NFT di aplikasi Huanhe menunjukkan ‘terjual habis’. Namun pengguna masih bisa mengunjungi pameran seni augmented reality.
Laporan dari media milik pemerintah, Yicai Global, mengutip sumber yang tidak disebutkan di Tencent, perdagangan telah dihentikan pada awal bulan untuk mengantisipasi adanya tindakan keras.
Sebagai informasi Huanhe diinkubasi oleh unit Tencent bernama Platform and Content Group (PCG), dan diluncurkan secara resmi pada awal Agustus 2021 lalu.
Berdasarkan artikel pada bulan Juni di Huoxun Finance, Huanhe menghadapi penjualan yang lamban. Serta banyak rilis terbatasnya ternyata tidak laku terjual.
Tencent diketahui telah berada dalam pengawasan ketat pemerintah setempat. Penutupan Huanhe itu juga menandai kemunduran besar perusahaan dari pasar NFT.
Bukan hanya Tencent, raksasa teknologi termasuk Alibaba Group juga berhati-hati dengan platform NFT mereka di China. Sebagian besar platform domestik menghindari label NFT, dan menyukai sebutan ‘koleksi digital’ dengan begitu tidak terkait dengan cryptocurrency.
Pemerintah China diketahui melarang perdagangan kripto di dalam negeri pada tahun lalu. Ini menjadi puncak setelah melakukan tindakan keras bertahun-tahun sebelumnya.
Namun sejumlah perusahaan dan organisasi lain masih ada yang dengan berani terjun ke pasar NFT. Misalnya Baidu, JD.com dan kantor berita Xinhua serta Communist Youth League yang menawarkan NFTnya masing-masing.