Kendaraan otonom EHang 216 yang juga dikenal sebagai taksi terbang diuji coba beroperasi menjalani rute untuk pertama kalinya. Uji coba ini belum dapat izin diisi penumpang manusia, jadi Prestige Aviation menjajalnya menggunakan boneka.
Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, menjelaskan EHang 216 sebelumnya sudah menjalani uji hovering yaitu mengudara vertikal lalu mendarat di titik yang sama. Sedangkan uji coba menggunakan rute dikatakan baru pertama dilakukan.
Ada dua pengujian yang dilakukan di area parkir di sela acara Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022, yaitu penerbangan titik A ke titik B dan penerbangan dari titik B kemudian menyelesaikan rute lalu kembali ke titik B.
Rudy menyampaikan pengetesan ini menggunakan boneka yang ukuran dan beratnya menyerupai manusia. Kata dia pihaknya belum bisa mengetes diisi penumpang manusia lantaran masih menunggu proses izin terbang.
“Semoga ke depannya [uji coba pakai boneka] bisa menjadi refleksi bahwa EHang 216 sudah siap terbang dengan membawa manusia,” kata Rudy, seperti diberitakan Antara, Minggu (31/8).
EHang 216 yang bertenaga murni listrik memiliki kapasitas dua penumpang. Kendaraan yang mirip drone raksasa ini mampu menempuh jarak 35 km selama 21 menit dengan ketinggian penerbangan mencapai 300 m.
Rudy mengatakan ingin menjadikan EHang 216 sebagai transportasi massal yang relatif murah ketimbang helikopter.
“Tujuannya untuk transportasi massal. Kami harapkan para pengguna nanti menggunakan aplikasi bayar atau payment gateway, harganya hanya puluhan ribu atau ratusan ribu bisa terbang. Jadi tidak harus beli (unit),” jelas dia.
Rudy memaparkan EHang 216 tak punya pilot di kabin, operasinya dikendalikan jarak jauh dari ground control. Menurut dia taksi terbang ini mudah dan aman dioperasikan.
Sumber : CNN [dot] COM