Pakar Temukan Cara Baru Deteksi Dunia Alien

0
317

Para peneliti telah menemukan ribuan exoplanet atau planet luar tata surya dalam beberapa tahun belakangan ini. Mereka menggunakan apa yang disebut sebagai ‘metode transit’ untuk menemukan planet-planet itu.

Metode transit merupakan sebuah metode di mana teleskop optik mengukur kecerahan bintang dari waktu ke waktu.

Dikutip Science Alert, deteksi exoplanet itu dilakukan sejumlah cara, di antaranya jika kecerahan bintang sedikit menurun, hal itu bisa berindikasi ada sebuah planet yang telah lewat di depannya kemudian menghalangi sebagian cahaya yang dipancarkan.

Metode transit itu menjadi alat yang terbilang ampuh meskipun juga memiliki keterbatasan. Tidak sedikit planet yang melintas di antara Bumi, namun kita tidak dapat mendeteksinya dengan metode transit dan mengandalkan teleskop optik.

Namun lewat metode baru ini dapat memungkinkan para astronom untuk mendeteksi exoplanet, karena ditambah menggunakan teleskop radio.

Tidak mudah untuk mengamati exoplanet pada gelombang panjang radio. Hal itu lantaran kebanyakan planet tidak memancarkan cahaya radio. Pancaran cahaya radio dari bintang juga bisa bervariasi seperti dalam bentuk suar bintang.

Namun beda halnya dengan Jupiter. Planet kelima dari Matahari itu memiliki cahaya radio yang sangat terang, sehingga astronom dapat mendeteksi dengan teleskop radio buatan sendiri.

Jupiter sangat terang dalam memancarkan cahaya radio karena berasal dari medan magnet yang kuat. Partikel bermuatan dari angin bintang berinteraksi dengan medan magnet, sehingga memancarkan cahaya radio.

Penelitian yang diunggah dalam jurnal Cornell University juga mengungkapkan seperti apa sinyal cahaya radio yang terlihat dari exoplanet. Tim mendasarkan model pada magnetohydrodynamics (MHD), yang menggambarkan bagaimana medan magnet dan gas terionisasi berinteraksi.

Kemudian tim menerapkannya pada sistem planet yang dikenal sebagai HD 189733, yang dikenal memiliki dunia seukuran Jupiter dan menemukan beberapa hal menarik.

Pertama, tim menunjukkan bahwa planet akan menghasilkan kurva cahaya yang bervariasi karena pergerakan planet. Hal ini terbilang bagus karena pengamatan radio terhadap gerakan terbilang sangat presisi.

Mereka juga menemukan bahwa pengamatan radio dapat mendeteksi transit sebuah planet yang lewat di depan bintangnya. Jadi para astronom bisa lebih memahami kekuatan dan ukuran magnetosfer planet itu.

Kedua sinyal ini akan sangat redup, sehingga dibutuhkan teleskop radio generasi baru untuk melihatnya. Tetapi jika kita dapat mendeteksinya, sinyal radio planet akan memberi kita ukuran orbit yang tepat.

Lebih lanjut, tim tersebut juga merekomendasikan kombinasi simulasi stellar korona (lapisan terluar atmosfer sebuah bintang) serta exo planet dan pengamatan radio sebuah bintang dengan fluks radio yang dapat diobservasi. “Metode pertama akan menyediakan fitur spesifik dalam data yang mengindikasikan kekuatan sebuah planet, sementara yang berikutnya akan menyediakan set data di mana fitur-fitur tersebut muncul,” tulis tim yang menulis jurnal tersebut.

Sumber : CNN [dot] COM