Telkom Indonesia menyampaikan bahwa data pelanggan IndiHome yang bocor di forum breached.to tidak valid. Sihmirmo Adi, EGM Information Technology Telkom, menegaskan bahwa pihaknya tak pernah menyimpan data pribadi dan browsing history secara berdampingan. Lantas, apa tujuan Telkom menyimpan keduanya?
Rizal Akbar, VP Network/IT Stra, Tech and Architecture Telkom, mengatakan bahwa hal itu adalah mandat dari Undang-Undang. Ia menjelaskan, peraturan mewajibkan penyelenggara jasa telekomunikasi menyimpan detail percakapan termasuk browsing history.
“Dari situ kami bisa mengeluarkan data seperti apa informasi teknis dari setiap IndiHome kami. Paket loss-nya, latency, greater, dan seluruh informasi teknis yang diperlukan untuk meningkatkan layanan,” ungkap Rizal kepada detikINET, saat konferensi pers di Vertical Garden Telkom Land Mark Tower, Senin (22/8/2022).
Rizal memaparkan, bahwa kewajiban untuk menyimpan data pelanggan itu turunnya dari Undang-Undang Telekomunikasi Nomor 36. Jadi menurutnya, hal itu dilakukan bukan karena keinginan Telkom, akan tetapi amanat Undang-Undang.
“Kemudian ada di PB 71 tahun 2019, tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Eletronik, sampai ke peraturan menteri permen Kominfo Nomor 20 tahun 2016, tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik dan Nomor 1 tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi,” terang Rizal.
Banyaknya dasar dari Undang-Undang peraturan pemerintah dan menteri membuat Telkom Indonesia patuh. Pelanggan pun tak perlu khawatir, karena Rizal menyampaikan bahwa mereka menyimpannya dengan sangat terkendali, terproteksi, dan disebut tidak mungkin secara teknis ada satu row menyimpan nomor informasi IndiHome dan nomor browsing history
“Jadi kalau ditanya apakah sistemnya menyimpan, menyimpang berdasarkan Undang-Undang bagaimana kami menyimpannya, kami menyimpannya dengan sangat terkendali, dengan teknologi paling tinggi yang kami miliki, dengan akses yang terkendali juga,” kata Rizal.
Selain itu, Ahmad Reza, SVP Corporate Communication and Investor Relation Telkom, pun menegaskan bahwa data itu rasanya cukup aman di Telkom. Namun ia mengingatkan, bukan berarti pihaknya tidak bisa di-hack atau menantang orang untuk melakukan hal tersebut.
“Tapi lebih mengarah kepada sesuai dengan Undang-Undang, sesuai Good Corporate Governance (GCG) rasanya data-data yang ada di kami cukup terproteksi dengan baik,” ujar Rizal.
Seperti yang diketahui, sebelum sempat tersebar kabar bahwa data pelanggan IndiHome bocor dan dijual di forum breached.to. Jumlahnya sendiri tak tanggung-tanggung, di mana angkanya terdiri dari 26.730.797 record, dengan komposisi browsing history dan data pribadi.
Namun dari hasil investigasi yang dilakukan, Telkom memastikan bahwa data pelanggan yang diduga bocor itu tidak mengandung ID IndiHome yang valid.