Waspada Search di TikTok, Studi AS Temukan 20 Persen Hasil Salah Info

0
347

Pengguna TikTok kabarnya bakal mendapat informasi yang salah (misinformation) jika memanfaatkan aplikasi itu untuk pencarian, mulai dari vaksin Covid-19 hingga kasus penembakan di sekolah.

Hal itu terungkap dalam riset yang dilakukan periset di NewsGuard. Seperti dikutip dari CNN, sebanyak 20 persen video hasil pencarian para pengguna terkait informasi tersebut mengandung misinformasi.

Periset di NewsGuard melakukan ujicoba bulan ini dengan memanfaatkan TikTok dan Google untuk mencari informasi terkait pemilihan presiden AS 2020, dan perang Rusia vs Ukraina.

Hasilnya, para pengguna TikTok yang mayoritas remaja serta pemuda “secara berulang diberikan video yang memuat klaim yang salah dalam 20 hasil awal, seringnya dalam lima hasil awal,” demikian dilaporkan hasil riset itu.

“Google, sebagai pembanding, menyediakan kualitas informasi yang lebih tinggi dan tidak terlalu mempolarisasi dengan sedikit misinformasi,”

Para periset ini menggunakan kata kunci seperti “vaksin mRNA dan “pemilihan 2022” juga topik kontroversial seperti “konspirasi Uvalde tx”. Mereka lalu menganalisa 540 video TikTok dan menemukan bahwa 105 video atau 19,4 persen mengandung misinformasi atau klaim yang salah.

NewsGuard juga menemukan mesin pencarian TikTok “secara konsisten menyuplai jutaan pengguna mudanya dengan minsinformasi di bidang kesehatan, termasuk beberapa klaim yang bisa berbahaya untuk kesehatan mereka”.

Salah satu contoh dari informasi soal “apakah tanaman mugwort menginduksi aborsi”. Ratusan video hasil kata kunci itu berisi saran aborsi herbal yang belum terbukti aman.

TikTok sendiri baru-baru ini mulai menghapus video terkait aborsi yang melanggar kebijakan mereka soal misinformasi medis, termasuk mereka yang membagikan saran yang bisa berbahaya soal melakukan aborsi sendiri.

Mengutip situs News Guard Tech, juru bicara Tiktok menyatakan bahwa mereka “tidak mengizinkan misinformasi yang berbahaya, termasuk soal medis, dan kami akan menghapusnya dari platform,”

“Kami bekerjasama dengan mereka yang kredibel untuk meningkatkan konten yang otoritatif terkait kesehatan publik, dan bekerjasama dengan penguji fakta independen yang membantu kami mengetes akurasi konten tersebut,”

Pada kuartal pertama 2022, TikTok disebut telah menghapus 102 juta video yang melanggar kebijakan mereka. Tak hanya itu, dalam video terbarunya, TikTok juga mengklaim video yang baru diunggah para pengguna akan lebih dahulu melewati pengujian oleh Artificial Intelligenc (AI).

“Jika AI melihat adanya masalah, video itu akan dihapus atau dikirim kepada penguji manusia untuk tes lebih lanjut,” demikian dinyatakan TikTok di situs resminya.

Sumber : CNN [dot] COM