Bertahun-tahun Nokia adalah raja ponsel tanpa tanding termasuk di Indonesia. Pada tahun 2007 saat iPhone generasi pertama dilahirkan, Nokia juga masih juara. Namun semua berubah pada tahun 2013, Nokia benar-benar ambruk pada waktu itu.
“Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, perusahaan asal Finlandia ini menjadi bintang teknologi global, ponsel pertama bagi banyak orang. Di beberapa negara berkembang, nama Nokia bahkan menjadi istilah umum untuk ponsel,” tulis Tech Crunch.
Pada tahun 2007, ponsel Nokia punya 50% market share di dunia alias sangat dominan. Namun kemunculan iPhone kemudian deretan ponsel Android mulai tahun 2008 mengubah segalanya. Nokia gagal menghadapi mereka.
Dari tahun ke tahun, pangsa pasar Nokia menurun. Puncaknya di 2013, market share mereka kurang dari 5% alias memprihatinkan. Pada Oktober 2012, untuk pertama kalinya Nokia terlempar dari 5 besar produsen ponsel terbesar.
Pada waktu itu, bahkan Nokia tak lagi punya kantor pusat sendiri karena sudah menjualnya. Jumlah pegawainya menurun ke 44 ribu dari 60 ribu di tahun sebelumnya.
Kas perusahaan menipis dan kerugian besar terjadi. “Pada tahun 2013, pangsa pasar Nokia turun menjadi kurang dari 5%. Pada saat itu, perusahaan menghadapi kebangkrutan yang hampir pasti,” tulis Zdnet yang dikutip detikINET.
Microsoft lantas datang membeli Nokia sebagai juru selamat. Namun dengan tetap memakai Windows Phone, Nokia tidak juga bangkit. Bahkan Microsoft kemudian menghapus divisi ponselnya dan tak lagi memproduksi ponsel Nokia.
Nokia kemudian bangkit lagi di bawah naungan perusahaan baru bernama HMD Global. Saat ini, mereka cukup bertaring dengan jajaran ponsel Android, walau jelas tidak sejaya zaman dulu.