Google dan Apple Diselidiki Gegara Browser Seluler

0
264

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris melakukan penyelidikan atas dominasi pasar peramban atau browser seluler milik Apple dan Google.

Pihak berwenang akan mengeksplorasi “cengkeraman” perusahaan terhadap browser, serta kontrol Apple atas game cloud melalui App Store.

Agensi tersebut mengatakan Google dan Apple mendukung 97% dari semua browser yang ada di Inggris Raya pada tahun 2021.

Pengembang web, penyedia layanan cloud gaming, dan vendor browser telah menawarkan dukungan substansial untuk penyelidikan, menurut hasil konsultasi bulan Juni yang dirilis oleh otoritas.

Mereka mengklaim status quo membatasi inovasi dan telah menambahkan biaya yang tidak perlu ke bisnis mereka.

Pengembang juga mengeluhkan bahwa pembatasan Apple mempersulit pembuatan aplikasi baru yang inovatif untuk konsumen di Inggris Raya. Sehingga menyebabkan pengguna terpaksa menghadapi gangguan dan bug saat membuat laman web.

Sarah Cardell, kepala eksekutif sementara CMA, mengatakan dalam rilisnya bahwa otoritas berencana menggunakan kekuatannya untuk mengatasi masalah ini.

“Banyak bisnis dan pengembang web Inggris memberi tahu kami bahwa mereka merasa tertahan oleh pembatasan yang ditetapkan oleh Apple dan Google,” kata Cardell, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (23/11/2022).

Lembaga itu berencana untuk menyelidiki apakah kekhawatiran yang didengar benar. Jika demikian, mereka akn mengidentifikasi langkah-langkah untuk meningkatkan persaingan dan inovasi di sektor ini.

Sementara itu, seorang juru bicara Google mengatakan Android memberi orang lebih banyak pilihan aplikasi dan toko aplikasi daripada platform seluler lainnya.

Itu juga memungkinkan pengembang untuk memilih mesin browser yang mereka inginkan, dan telah menjadi landasan peluncuran bagi jutaan aplikasi.

“Kami berkomitmen untuk membangun platform terbuka yang berkembang yang memberdayakan konsumen dan membantu developer membangun bisnis yang sukses.″ tuturnya.

Sedangkan Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC Internasional.