Bingung membedakan karya mahasiswa dengan kecerdasan buatan? Aplikasi GPTZero diklaim bisa mendeteksi esai ilmiah hasil karya chatbot AI, termasuk platform ChatGPT.
Sejak viral, platform ChatGPT yang tersedia untuk umum pada akhir 2022 membuat takjub dunia, termasuk para akademisi karena kemampuannya menyusun tulisan ilmiah laiknya manusia.
Akibatnya, banyak yang bertanya-tanya tentang masa depan pendidikan karena potensi plagiarisme yang terbuka lebar.
Mahasiswa Princeton University, AS, Edward Tian, mengklaim aplikasinya bernama GPTZero dapat mendeteksi perilaku penyontekan itu.
“Saya menghabiskan Tahun Baru membangun GPTZero – sebuah aplikasi yang dapat dengan cepat dan efisien mendeteksi apakah sebuah esai adalah ChatGPT atau tulisan manusia,” kata mahasiswa Ilmu Komputer berusia 22 tahun itu di akun Twitter-nya.
Dia kemudian memberikan demo yang menunjukkan aplikasi tersebut beraksi. Tian pun berhasil mengklasifikasikan esai yang ditulis oleh John McPhee dari New Yorker sebagai tulisan manusia, sementara unggahan sosial di LinkedIn dianggap ditulis oleh bot.
Dikutip dari Mashable, aplikasi tersebut bekerja dengan mendeteksi “kebingungan” (perplexity) yang mengukur faktor keacakan kalimat dan apakah kalimat yang disusun pada aplikasi tampak lazim atau tidak.
App ini pun menentukan “ledakan” konten, yang dilakukan dengan membandingkan kalimat-kalimat dan melihat kemiripannya. Dalam kalimat yang ditulis manusia, biasanya ada lebih banyak variasi.
Pada unggahannya, Tian menautkan artikel Substack yang mengatakan bahwa aplikasi tersebut telah digunakan oleh lebih dari 10 ribu orang. Pada satu titik, begitu banyak orang yang mencobanya sehingga situs web tersebut mengalami kesalahan.
Ia mengatakan bahwa motivasinya untuk membuat aplikasi itu selama waktu luangnya adalah karena potensi “plagiarisme” massal dengan menggunakan platform AI seperti ChatGPT.
“Ada begitu banyak hype ChatGPT yang beredar. Apakah ini dan itu ditulis oleh AI? Kita sebagai manusia berhak mengetahuinya!” ucap Tian.
Baru-baru ini, Microsoft dikabarkan mempertimbangkan untuk menambahkan ChatGPT ke rangkaian program Office yang diduga bisa meningkatkan peluang siswa mengerjakan PR dengan AI.
Sumber : CNN [dot] COM