Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (10/1), mengimbau seluruh negara untuk merekomendasikan penumpang penerbangan jarak jauh untuk memakai masker. Imbauan tersebut muncul seiring dengan munculnya subvarian omicron terbaru dari virus COVID-19 di Amerika Serikat (AS) yang menyebar dengan cepat.
Di Eropa, subvarian XBB.1.5 memang terdeteksi dalam jumlah kecil, tetapi terus bertambah, kata pejabat WHO dan Eropa dalam konferensi pers.
Penumpang harus disarankan untuk memakai masker dalam perjalanan berisiko tinggi seperti penerbangan jarak jauh, kata petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood. Ia menambahkan: “ini harus menjadi rekomendasi yang dikeluarkan untuk penumpang yang datang dari mana saja di mana ada penyebaran transmisi COVID -19.”
XBB.1.5 adalah turunan lain dari omicron, varian virus penyebab COVID-19 yang paling menular dan sekarang mendominasi kasus COVID di dunia. Subvarian tersebut adalah cabang dari XBB, yang pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober, yang merupakan rekombinan dari dua subvarian omicron lainnya.
Namun, para pakar belum dapat memperkirakan apakah subvariant XBB.1.5 dapat menyebabkan gelombang infeksi di dunia. Vaksin COVID hingga saat ini terus melindungi dari gejala parah, rawat inap dan kematian, kata para ahli.
“Negara-negara perlu melihat basis bukti untuk pengujian pra-keberangkatan” dan tindakan yang sekiranya dibutuhkan, “langkah-langkah perjalanan harus diterapkan dengan cara yang tidak diskriminatif,” kata Smallwood.
Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk pengawasan genomik, dan menargetkan penumpang dari negara lain selama tidak mengalihkan sumber daya dari sistem pengawasan domestik. Langkah lainnya termasuk pemantauan air limbah di sekitar titik masuk seperti bandara.
XBB.1.5 adalah turunan lain dari omicron, varian virus penyebab COVID-19 yang paling menular dan sekarang mendoinasi kasus COVID di dunia. Subvarian tersebut adalah cabang dari XBB, yang pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober, yang merupakan rekombinan dari dua subvarian omicron lainnya.
Kekhawatiran tentang XBB.1.5 yang memicu serentetan kasus baru di AS dan negara-negara di sekitarnya terus meningkat di tengah lonjakan kasus COVID di China, menyusul keputusan Beijing untuk menyetop kebijakan “nol COVID” pada bulan lalu.