Mewabah di Afrika, Bagaimana Gejala Virus Marburg?

0
352

Wabah virus Marburg di Afrika kini menjadi sorotan. Guinea Khatulistiwa telah mengkonfirmasi wabah pertama virus mematikan tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sembilan kasus kematian akibat virus tersebut di provinsi Kie Ntem, Guinea Khatulistiwa pada Senin (13/4).

Selain itu, WHO juga mencatat 16 kasus suspek di lokasi yang sama. Kesemuanya mengalami sejumlah gejala seperti demam, kelelahan, diare, dan muntah darah.

“Marburg sangat menular. Berkat tindakan cepat dan tegas oleh otoritas Guinea Khatulistiwa dalam mengkonfirmasi penyakit tersebut, tanggap darurat dapat dilakukan dengan segera,” ujar Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, menukil laman resminya.

Apa itu virus Marburg yang mewabah di Afrika?

Pada dasarnya, virus Marburg berasal dari keluarga yang sama dengan penyebab Ebola. Tak heran jika kemudian virus ini disebut sangat mematikan.

Virus ini memicu penyakit demam berdarah yang cukup fatal. WHO bahkan mencatat tingkat risiko kematian akibat virus Marburg yang kini mewabah di Afrika mencapai 88 persen.

Virus ini dibawa oleh kelelawar buah. Hewan satu ini menyediakan reservoir alami untuk virus tersebut.

Sementara pada manusia, virus Marburg dapat tertular melalui sentuhan langsung, darah, air liur, lendir, tetesan pernapasan, dan cairan tubuh lainnya.

Mengutip The Telegraph, virus Marburg pertama kali ditemukan pada tahun 1967 silam. Kala itu, terjadi wabah demam berdarah aneh di beberapa laboratorium Eropa. Di antaranya terjadi di Marburg dan Frankfurt, Jerman serta di Beogarg, Yugoslavia.

Infeksi pertama ditularkan melalui seekor monyet asal Uganda. Monyet ini menjadi subjek studi yang dilakukan para peneliti.

Penyakit ini umumnya menyebar di negara-negara Afrika. Selain di Guinea Khatulistiwa, virus ini juga sempat mewabah di Angola, Republik Demokratik Kongo, dan Kenya.

Gejala virus Marburg

ilustrasi demam

Virus ini umumnya memiliki masa inkubasi bervariasi, dari dua hari hingga tiga minggu.

Pada fase awal penularan, pasien yang terinfeksi akan mengalami sejumlah gejala seperti berikut:

– demam tinggi,
– sakit kepala intens,
– kelelahan,
– nyeri otot,
– diare,
– kram perut,
– mual dan muntah.

WHO bahkan menggambarkan pasien pada fase ini tak ubahnya ‘hantu’. Mata pasien akan terlihat dalam dan dilanda kelelahan yang ekstrem.

Pada kasus yang parah, pasien biasanya akan mengalami pendarahan di berbagai area tubuh. Beberapa pasien mengalami muntah darah, feses yang keluar disertai darah, hingga pendarahan pada hidung, gusi, dan vagina.

Tak hanya itu, virus Marburg yang kini mewabah di Afrika juga dapat menyebabkan kebingungan dan agresi pada pasien.

Dalam kasus yang fatal, WHO mencatat, kematian paling sering terjadi pada hari ke-8 dan ke-9 setelah timbulnya gejala. Kondisi ini biasanya akan didahului oleh kehilangan banyak darah dan syok.

Sumber : CNN [dot] COM