Pabrikan komputer Dell bersiap melakukan PHK terhadap 6.650 pegawainya, atau sekitar 5% dari total pegawainya secara global.

Dilansir Bloomberg,Selasa (7/2/2023), PHK ini diketahui dari sebuah memo yang dikirimkan wakil CEO Dell Jeff Clarke. Ia menyebutkan langkah yang sebelumnya diambil Dell untuk melakukan efisiensi tidak mencukupi karena kondisi pasar terus menurun dengan masa depan yang tidak jelas.

Langkah yang dimaksud oleh Clarke itu antara lain adalah menyetop perekrutan pegawai baru dan membatasi perjalanan dinas. Oleh karena itulah kini Dell melakukan PHK demi mengirit biaya operasional perusahaan.

PHK itu dilakukan pada masa menurunnya bisnis PC. Setelah mengalami lonjakan sangat besar pada awal pandemi COVID, kini penjualan PC merosot drastis. IDC melaporkan penurunan sebesar 37% pada pengapalan produk Dell selama musim liburan akhir tahun dibanding periode yang sama setahun sebelumnya.

Sementara itu, menurut Bloomberg, 55% pemasukan Dell berasal dari penjualan PC. Jadi menurunnya pengapalan PC ini punya dampak yang sangat besar untuk Dell.

Clarke menyebut PHK ini sangat penting untuk kesehatan keuangan Dell dalam jangka panjang. Ditambah lagi, reorganisasi perusahaan menurutnya juga bisa meningkatkan efisiensi dan inovasi.

Setelah PHK ini dilakukan, jumlah pegawai Dell akan tercatat sebagai yang terendah dalam enam tahun terakhir, yaitu berkisar 39 ribu pekerja. Rekor tertinggi ada pada Januari 2020 di mana Dell punya 165 ribu pekerja.

“Kita bisa melewati penurunan ekonomi sebelumnya dan bisa hadir kembali dengan lebih kuat. Kita akan siap menghadapi saat pasar menguat kembali,” kata Clarke dalam memo tersebut.

Dell bukan satu-satunya perusahaan PC yang melakukan PHK. November lalu, HP mengumumkan rencananya untuk mem-PHK 6.000 pegawai, sementara Lenovo juga melakukan PHK di AS pada Desember 2022 namun jumlahnya tak diketahui. Perusahaan teknologi seperti Meta, Google, Microsoft, dan Amazon pun melakukan PHK besar-besaran dalam beberapa bulan belakangan.