Apple disebut sedang menggarap dua headset baru dengan teknologi Augmented Reality (AR) setelah meluncurkan Vision Pro di ajang WWDC sepekan lalu.
Mashable melaporkan, kabar ini pertama kali dihembuskan oleh reporter Apple kenamaan Mark Gurman dari Bloomberg. Menurut Gurman, Apple akan meluncurkan varian headset yang lebih murah daripada Vision Pro.
Sebelumnya, Vision Pro diluncurkan Apple dengan harga US$3,499 atau Rp51 juta. Harga tersebut membuat Vision Pro diprediksi gagal di pasaran karena terlalu mahal.
Menurut Gurman, versi lebih murah ini nantinya menggunakan prosesor yang beberapa tingkat di bawah prosesor M2 milik Vision Pro. Selain itu, headset ini juga nantinya punya lebih sedikit kamera dan desain yang lebih sederhana.
Namun Gurman menilai Apple tidak akan berkompromi soal eksternal Vision Pro seperti soal EyeSight, dan hand-tracking system.
Kemungkinan varian Vision Pro yang lebih murah adalah kabar baik bagi mereka yang menganggap harga Vision Pro terlalu mahal.
Tetapi potensi waktu peluncuran headset versi murah ini mengecewakan. Menurut Gurman, Apple berencana untuk meluncurkannya “paling cepat akhir tahun 2025”.
Selain headset yang lebih murah ini, Apple juga menurut Gurman sedang menggarap versi lebih mahal dari Vision Pro. Nantinya, prosesor headset versi yang lebih mahal ini akan menggunakan prosesor yang lebih cepat.
Diprediksi, headset ini akan diluncurkan pada WWDC tahun depan.
Vision Pro sendiri dibuat dari paduan aluminium khusus, dan crown digital yang memungkinkan pengguna dengan mudah menyesuaikan tingkat imersifitas perangkat.
Ikat kepala Vision Pro tersedia dalam tiga ukuran yang dirancang untuk mengakomodasi berbagai bentuk kepala. Di dalam ikat kepala tersebut terdapat pod audio dual-driver di kedua sisinya yang menyediakan audio spasial.
Dalam hal optik, Vision Pro menggunakan lensa tiga elemen dengan layar mikro-OLED 4K ganda yang menurut Apple dapat menghasilkan total 23 juta piksel.
Di bagian dalam, terdapat kamera IR dan iluminator LED, sedangkan bagian luar perangkat dilengkapi dengan LiDAR dan sensor kamera tradisional.
Sumber : CNN [dot] COM