Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov dikenal sebagai kritikus WhatsApp. Namun kini dia malah mengkritik raksasa teknologi Apple Inc. Ia bahkan sebut pengguna iPhone sebagai budak digital Apple.
Kritikan ini disampaikan setelah adanya laporan temuan The New York Times mengenai Apple yang terlibat dalam pengawasan dan penyensoran skala besar atas perintah China.
“Ini menyedihkan, tapi tidak mengagetkan: perusahaan teknologi besar sering kali lebih pilih untung daripada kebebasan,” kata Pavel Durov dalam kanal Telegram, dikutip Jumat (21/5/2021).
Dia mengatakan Apple sangat efisien untuk memenuhi bisnis modelnya. Menurutnya hal itu berdasarkan penjualan hardware yang terlalu mahal pada pelanggan yang terkunci dalam ekosistem tersebut.
Pria 36 tahun itu menyebutkan menggunakan perangkat Apple seperti melemparnya ke Abad Pertengahan. Salah satunya layar yang mendukung hanya 60 Hz berbanding jauh dengan ponsel Android menggunakan 120 Hz dan animasi yang jauh lebih mulus.
Namun bagian terburuknya bukan soal perangkat. Tapi keterbatasan pengguna yang menurutnya menjadi budak digital Apple.
“Anda hanya boleh menggunakan aplikasi yang diizinkan Apple untuk diinstal lewat App Store, dan Anda bisa hanya menggunakan iCloud Apple untuk back-up data Anda,” jelasnya.
Pendekatan yang disebut Pavel Durov sebagai totaliter ini lah yang disukai Partai Komunis China. Dia mengatakan berkat perusahaan asal Cupertino Amerika Serikat itu, pemerintah China punya kendali semua aplikasi dan data warga yang mengandalkan iPhone.
“Berkat Apple, kini memiliki kendali penuh atas aplikasi dan data seluruh masyarakat yang bergantung pada iPhone,” kata Pavel Durov.
Sebagai informasi, The New York Times melaporkan hubungan erat antara Apple dan pemerintah China. Laporan itu berdasarkan dokumen internal perusahaan dan wawancara dari 17 pegawai dan mantan karyawan Apple.
Melansir 9to5Mac, laporan itu mengenai Apple yang tunduk pada regulasi lokal mengenai penyimpanan data pengguna China pada server lokal.
Sebelumnya saat perusahaan memindahkan data pengguna China ke server lokal, Apple berjanji data akan aman dan dikelola dengan pendekatan ketat sendiri.
Namun laporan tersebut berbicara lain. Dikatakan jika Apple telah menyerahkan sebagian besar kendali pada pemerintah China.
Di data center, kompromi tersebut hampir tidak mungkin Apple menghentikan regulator untuk mendapatkan akses pada email, foto, dokumen, kontak dan lokasi jutaan penduduk China.