Pada 2025 diperkirakan konsumsi data pengguna per bulan mencapai 30 GB. Angka ini naik lebih dari 30 kali lipat dibanding konsumsi data rata-rata di 2018 yang hanya 0,9 GB.
Peningkatan ini seiring semakin banyaknya perangkat yang terkoneksi dengan internet. Perangkat yang dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT) ini melonjak dari 2,6 miliar pada 2018 menjadi 20 miliar perangkat pada 2025.
“Diprediksi akan ada lonjakan konektivitas dari 16 miliar koneksi pada hari ini menjadi 100 miliar koneksi internet pada tahun 2025,” jelas Senior Expert ICT Strategy & Business Huawei Indonesia, mengutip laporan Global Industry Vision Huawei, Rabu (19/12).
Hal ini bisa terlihat dari bagaimana berbagai vendor tengah berlomba untuk menciptakan perangkat pintar untuk pengguna rumahan, mulai dari lampu pintar hingga kulkas pintar. Berkembangnya perangkat pintar di rumah ini dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT).
Selain barang-barang pintar itu, penggunaan robot pintar di rumah pun meningkat dari 1,5 persen menjadi 12 persen rumah tangga yang akan memiliki perangkat cerdas.
Secara umum, perangkat pintar yang akan digunakan pada 2025 akan mencapai 40 miliar perangkat. Angka ini diluar pengguna smartphone yang diperkirakan akan mencapai 8 miliar ponsel cerdas di seluruh dunia. Sehingga potensi ekonomi digital di tahun itu diperkirakan mencapai US$23 triliun (Rp332,3 kuadriliun).
Selain makin tingginya penggunaan internet untuk perangkat rumah pintar, melonjaknya konsumsi internet juga akan didukung oleh makin maraknya transportasi swa kemudi (self driving), konsumsi video yang makin tinggi, makin populernya penggunaan realitas virtual (VR-virtual reality) dan realitas buatan (AR-artificial reality).
Konsumsi internet di industri juga turut menyumbang kian tingginya penggunaan data pengguna per bulan. Otomasi dan robotik di pabrik dan manufaktur atau yang dikenal dengan istilah industry 4.0.