Twitter mulai melakukan upaya ‘bersih-bersih’ akun bot (robot) yang ada di platform mereka.
Untuk memaksimalkan upaya ini, Twitter akan meminta pengguna barunya menyertakan informasi alamat surel dan nomor ponsel saat membuat akun. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah bertambahnya akun palsu, terutama yang melibatkan bot.
“Ini adalah hal penting untuk dilakukan demi melindungi Twitter dari orang-orang yang mencoba memanfaatkan keterbukaan Twitter untuk mencari keuntungan sendiri,” ujar dua orang eksekutif Twitter, Del Harvey dan Yoel Roth, seperti dilansir AFP.
Perusahaan yang didirikan oleh Jack Dorsey ini berencana memberlakukan aturan tersebut sebelum akhir 2018. Twitter berjanji aturan baru ini tidak akan merugikan calon-calon pengguna barunya.
Harvey dan Roth menegaskan pihaknya mulai mengambil langkah lebih lanjut untuk membersihkan akun spam dan bot dari platform mereka. Selain itu, pihaknya juga tengah berupaya menutup celah yang bisa dipakai untuk mengeksploitasi akun-akun tersebut.
“Kami menggunakan sebuah sistem yang dapat melihat aktivitas akun yang mencurigakan, seperti mengirim cuitan dalam jumlah besar menggunakan tagar yang sama, atau terus-menerus melakukan mention tanpa balasan dari akun yang di-mention,” tutur Harvey dan Roth.
Twitter memastikan juga akan mengerahkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) untuk mengecek aktivitas akun demi menyingkirkan konten spam dan akun-akun palsu tersebut.
Menurut catatan perusahaan, pada Mei lalu Twitter menemukan lebih dari 9,9 juta akun yang diduga dikendalikan oleh bot dan dipakai untuk menyebarkan konten spam.
Upaya tersebut dilakukan untuk menutup akun bot dan spam, termasuk cuitan yang dianggap melanggar kebijakan perusahaan.