Para anggota kesepakatan nuklir Iran mengatakan mereka akan mengatur sistem pembayaran baru guna mempertahankan bisnis dengan Iran dan menghindari sanksi AS.
Sistem ini akan memfasilitasi perusahaan minyak dan bisnis untuk melanjutkan perdagangan, tanpa bergantung pada pasar global dan dolar AS yang memimpin.
Detail tentang bagaimana sistem tersebut berjalan masih belum ditentukan.
Awal tahun ini, Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menjatuhkan sanksi kembali.
Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, sebagaimana kesepakatan nuklir secara resmi diketahui, telah dinegosiasikan selama masa kepresidenan AS Barack Obama.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengumumkan rencana itu setelah pembicaraan di PBB dengan anggota – Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia.
Dalam pembicaraan tersebut muncul sebuah pernyataan mengatakan mereka bertekad untuk “melindungi kebebasan ekonomi mereka untuk menjalankan bisnis yang sah dengan Iran”.
Ms Mogherini mengatakan para ahli teknis akan membahas rincian mekanisme pembayaran baru.
Namun, analis meragukan apakah mekanisme seperti itu dapat diterima oleh AS, dimana AS dikenal dapat memodifikasi sanksi untuk mencakup sistem baru.
Ia yakin tekanan ekonomi yang diperbarui, yang mulai berlaku Agustus, akan memaksa Iran menyetujui kesepakatan baru.
Nilai mata uang Iran, rial, telah dirusak oleh kebijakan baru AS.