Berpindah-pindah tempat adalah bagian dari kehidupan saya, setiap kota yang saya datangi selalu memberikan hal dan pengetahuan baru.
Sebelum ‘terdampar’ di Tokyo, saya sempat tinggal di London untuk kuliah kemudian menuju Singapura untuk bekerja.
Bagi saya Tokyo adalah kota yang seru, warga Tokyo sangat tertarik jika bertemu dengan orang dari negara asing. Terlebih jika orang tersebut memiliki pengalaman yang lebih banyak.
Meskipun banyak orang yang menganggap warga Jepang sebagai sosok yang individualis, namun saya melihatnya dengan ‘kacamata’ yang lain.
Karena ritme bekerja yang cepat dan padat, maka penduduk Jepang lebih suka menikmati me time dengan hal-hal yang mereka senangi tanpa ada gangguan dari orang lain.
Hal ini yang mungkin membuat beberapa orang menganggap jika penduduk Jepang individualis, bahkan saking individualisnya tak jarang yang beranggapan penduduk Jepang enggan memiliki keturunan.
Padahal hal itu tidak sepenuhnya benar, karena kenyataannya masih banyak teman saya yang berencana memiliki keluarga dan mempunyai keturunan.
Namun bagi saya, orang Jepang memiliki tempat yang istimewa dalam hati. Jika dibandingkan saat berada di London dan Singapura, saya lebih menemukan kriteria teman idaman di Jepang.
Selain terkenal disiplin dan taat peraturan, mereka sangat baik hati dan tulus dalam berteman. Mereka juga tidak pelit ilmu dan bersedia menolong kapan pun.
Contoh kecilnya adalah saat saya kesulitan dalam belajar bahasa Jepang, mereka pun mengajarinya tanpa ada tendensi untuk mencela apalagi mematok tarif.
Nilai-nilai seperti inilah yang membuat saya semakin betah untuk tinggal di Tokyo, sebuah kota yang menduduki peringkat pertama sebagai kota teraman di dunia tahun 2017.
Sumber : CNN [dot] COM