Polandia dan Lithuania menyelidiki risiko keamanan bagi pengguna aplikasi pengeditan wajah buatan Rusia, FaceApp. Aplikasi yang dapat ‘menyulap’ wajah menjadi tua ini sedang viral dalam kalangan pengguna media sosial.
Dilansir dari AFP, Kementerian Urusan Digital Polandia mengatakan pihaknya menganalisis risiko keamanan yang ditimbulkan oleh FaceApp terhadap data pribadi penggunanya, meskipun ada jaminan dari perancang bahwa aplikasi tersebut aman.
“Selama beberapa hari di Polandia dan di seluruh dunia, media sosial telah dibanjiri oleh gelombang foto yang dimodifikasi dari pengguna yang ‘menua’,” catat kementerian urusan digital Polandia.
“Berbagai pakar menunjukkan kemungkinan risiko terkait perlindungan privasi pengguna yang tidak memadai,” katanya dalam pernyataan di situs webnya.
Lithuania juga sedang menyelidiki potensi ancaman yang ditimbulkan oleh FaceApp yang mungkin mempengaruhi data pribadi pengguna. Potensi ini diungkap oleh Wakil Menteri Pertahanan Edvinas Kerza kepada AFP.
Kerza menambahkan bahwa pembuat FaceApp telah bekerja sama dengan perusahaan internet Rusia lainnya yang mungkin tidak mematuhi peraturan penggunaan data UE.
Aplikasi buatan Rusia itu juga telah memicu kekhawatiran di AS. Senat Chuck Schumer mengatakan kepada FBI dan Komisi Perdagangan Federal untuk melihat risiko keamanan & privasi nasional yang terhubung dengan aplikasi tersebut.
Saat ini aplikasi gratis paling populer di Google Play dengan lebih dari 100 juta unduhan, FaceApp diluncurkan dua tahun lalu dan baru-baru ini menjadi viral setelah alat pengeditan terbaru, filter penuaan, memicu banjir selfie selebriti.
Pengembang Wireless Lab berbasis di pusat teknologi tinggi Skolkovo di dekat Moskow, sering disebut Lembah Silikon Rusia.
CEO FaceApp Yaroslav Goncharov mengatakan kepada Washington Post bahwa pihak berwenang Rusia tidak memiliki akses ke data pengguna apa pun.
Goncharov juga mengatakan kepada Post bahwa sebagian besar foto dihapus dari servernya dalam waktu 48 jam dan mengatakan aplikasi tersebut tidak menggunakan gambar untuk tujuan lain.
Goncharov dan Wireless Lab tidak dapat segera dihubungi oleh AFP untuk memberikan komentar.