Airbnb, startup yang bergerak di bisnis penginapan online, ternyata mengalami kerugian besar. Hal ini bisa menimbulkan keraguan di kalangan investor di tengah rencana Airbnb melantai di bursa saham pada tahun depan.
Dikutip detikINET dari Fox Business, The Information mengabarkan kerugian yang diderita Airbnb pada kuartal I 2019 adalah USD 306 juta atau Rp 4,3 triliun. Angka itu naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Anggaran di bidang marketing dan sales naik 58% menjadi USD 367 juta. Secara total, pengeluaran untuk kuartal tersebut melonjak 47%. Adapun pendapatan naik hanya 31%.
Ketika dikonfirmasi, Airbnb menolak menjelaskan naiknya pengeluaran mereka. “2019 merupakan tahun investasi besar untuk mendukung tuan rumah ataupun tamu penginapan,” sebut mereka.
Kondisi keuangan tersebut bisa membuat Airbnb kurang menarik bagi investor. Terlebih, startup sejenis yaitu Uber dan Lyft nilai sahamnya terus jatuh. Mereka pun masih merugi dan dalam tahap bakar uang untuk menarik pelanggan.
Kabar baiknya, walaupun mengalami kerugian masif, Airbnb masih memiliki persediaan uang tunai senilai USD 3 miliar. Mereka juga berpotensi mendapatkan dana dari investor.