Apa yang Dilakukan Negara Lain untuk Pencegahan Covid-19?

0
670

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan adanya pembatasan perjalanan bagi 26 negara Eropa, belakangan ditambah Inggris dan Republik Irlandia, dalam upaya memerangi penyebaran virus corona.

Larangan ini diterapkan bagi mereka yang bepergian dari negara-negara tersebut. Namun Trump dikritik karena gagal mengambil langkah tegas di dalam negeri.

Anggota senior Partai Demokrat mengatakan, “mengkhawatirkan” bahwa Presiden Trump tidak menyinggung soal kurangnya alat pengetes virus corona.

“Cara terbaik untuk membantu agar warga Amerika tetap aman dan menjamin keamanan ekonomi mereka adalah agar presiden fokus dalam memerangi penyebaran virus corona,” kata Ketua Senat Nancy Pelosi dan pemimpin kelompok minoritas di Senat Chuck Schumer dalam sebuah pernyataan.

Mengenai larangan bepergian, Lawrence Gostin, ahli kesehatan masyarakat di Georgetown University, bercuit: “Kebanyakan negara Eropa sama amannya dengan Amerika. Ini tak akan berdampak pada AS, karena penyakit tak peduli perbatasan.”

Iran juga dikritik karena tidak mengkarantina Provinsi Qom, pusat wabah di Iran. Pemerintah telah menyediakan pos pemeriksaan medis dan menyerukan warga untuk tidak bepergian.

Arab Saudi juga mengisolasi Provinsi Qatif, tempat yang dilaporkan menjadi pusat penyebaran.

Jepang memerintahkan agar sekolah ditutup hingga April dan langkah serupa sudah diterapkan di Timur Tengah dan Asia.

Menurut UNESCO, lebih dari 330 juta anak terkena dampak penutupan sekolah di 29 negara, selain 60 juta orang mahasiswa.

Sementara itu pemerintah-pemerintah di Eropa mewaspadai langkah yang keras seperti yang diterapkan di Italia.

Pemerintah Inggris meminta orang yang baru kembali dari Italia mengisolasi diri selama 14 hari dan telah mengeluarkan aturan yang membolehkan isolasi wajib. Pihak berwenang mengatakan menutup sekolah merupakan langkah “prematur”.

“Jika melarang warga berkumpul adalah langkah efektif untuk masyarakat, pemerintah pasti sudah mengambil keputusan itu. Langkah itu bukan yang disarankan dan kami tetap berpegang pada ilmu pengetahuan,” kata pejabat kesehatan Inggris, Dr Jenny Harries kepada BBC.

Koordinasi pusat

Pemerintah Inggris mengantisipasi peningkatan kasus corona dan Dr Harries mengatakan negerinya sudah siap seraya menekankan perbedaan sistem kesehatan antara Inggris dengan Italia.

“Sistem kesehatan mereka terbagi secara regional, dan untuk bisa konsisten, mereka perlu waktu. Kita memiliki sistem komando dan mekanisme pengendalian, yang berada di tangan pemerintah, dan seluruh layanan kesehatan di seluruh negeri,” katanya.

Direktur WHO Dr Ghebreyesus mengatakan pandemi bisa dikendalikan, dan menyarankan berbagai negara untuk menyesuaikan respons dengan kebutuhan dan sistem masing-masing negara.