Antara November dan Maret, ujung utara Finlandia biasanya dipenuhi wisatawan mancanegara yang datang untuk merasakan pengalaman bak berada di negeri ajaib bersalju dengan menunggang rusa kutub serta mengunjungi kastil es dan gua Sinterklas yang “asli”.
Tetapi terlepas dari rekor jumlah pengunjung dalam beberapa tahun terakhir, penutupan akibat virus corona akan membuat banyak bisnis pariwisata di Lapland Finlandia menghadapi kehancuran pada musim dingin ini.
Banyak yang khawatir bahwa langkah pemerintah untuk melonggarkan pembatasan perjalanan di negara Nordik itu tidak akan cukup untuk mengimbangi lesunya bisnis.
“Kami akan bangkrut setelah Desember jika kami tidak mendapatkan pemesanan,” kata operator tur Sini Jin kepada AFP dari Rovaniemi, kota Lingkaran Arktik yang memasarkan dirinya sebagai “kampung halaman resmi Sinterklas”.
Jin telah menjalankan Nordic Unique Travels selama lima tahun, menawarkan safari Cahaya Utara dan ekspedisi ke hutan belantara Arktik kepada ribuan pelancong dari Eropa dan Asia setiap tahunnya.
“Sekarang kami memiliki satu atau dua pemesanan dalam seminggu, dan lebih sering melakukan pengembalian uang,” kata Jin, seperti yang dikutip pada Kamis (17/9).
Perusahaannya hanya akan mempekerjakan “dua atau tiga” staf musiman pada tahun ini, bukan dalam jumlah normal sebanyak 80 orang setiap tahunnya.
Perusahaan Jin menerima bantuan keuangan darurat setelah pemerintah menyisihkan lebih dari 1 miliar euro untuk membantu bisnis, tetapi itu belum cukup untuk mengimbangi kurangnya wisatawan.
“Semua yang kami kerjakan akan hilang begitu cepat jika kami tidak mendapat bantuan.”
Kesulitannya juga dialami oleh perusahaan pariwisata di seluruh wilayah Lapland, di mana sektor tersebut menciptakan 10 ribu lahan pekerjaan dan menghasilkan pendapatan tahunan sebesar 1 miliar euro.
Sebuah survei dewan pariwisata menemukan bahwa tanpa wisatawan mancanegara pada musim dingin ini, sekitar 60 persen perusahaan pariwisata berharap kehilangan setidaknya setengah dari omset mereka dan tiga perempat terpaksa harus memberhentikan stafnya.
“Kami tidak berharap mendapatkan pemesanan yang signifikan,” kata Kaj Erkkila, direktur pengelola Husky Park, kepada AFP.
Perusahaan keluarga beranggotakan 10 orang ini menjual kegiatan wisata naik kereta anjing yang populer selama “beberapa dekade” dan memelihara 109 anjing jenis Husky Siberia.
“Jika pendapatan musim dingin ini tetap rendah, kami mungkin juga tidak dapat beroperasi pada 2021-22, karena memelihara anjing itu sangat mahal,” kata Erkkila.
Kepala dewan pariwisata Nina Forsell mengatakan situasi ini menjadi kiamat bagi banyak perusahaan.
“Jika perusahaan bangkrut pada musim dingin ini, akan membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk bangkit kembali,” katanya kepada AFP.
Kekecewaan besar
Sementara banyak negara Uni Eropa memperketat aturan penguncian karena infeksi virus corona yang meningkat, pekan lalu pemerintahan kiri-tengah Finlandia melonggarkan pembatasan perjalanan untuk meningkatkan industri pariwisata.
Namun langkah-langkah tersebut telah dicap sebagai “kekecewaan besar” oleh badan-badan industri di Lapland, yang mengatakan peraturan tersebut tidak bisa diterapkan.
Turis dari negara-negara seperti Inggris dan Prancis, yang termasuk kelompok pengunjung terbesar ke Lapland, dapat menghindari karantina jika mereka berkunjung kurang dari tiga hari dan jika bepergian dengan kelompok yang terorganisir.
Tetapi para pengusaha sektor pariwisata mengatakan banyak turis yang melakukan perjalanan ke Lapland dalam durasi lebih lama, yang berarti membuat mereka wajib menjalani karantina dan tes Covid-19.
“Apakah langkah-langkah ini cukup untuk memenuhi permintaan dan menjaga bisnis tetap berjalan di sini di Lapland? Saya tidak yakin,” kata Sanna Karkkainen, kepala Visit Rovaniemi, kepada AFP.
Penyedia wisata bekerja dengan pakar kesehatan untuk menyusun prosedur kesehatan, yang menurut mereka harus memungkinkan aturan karantina dilonggarkan.
Tingkat infeksi virus corona di Finlandia tetap di antara yang terendah di Eropa selama musim panas, dan dari 9.000 infeksi yang dikonfirmasi, hanya 243 yang telah tercatat di Lapland.
“Kami tidak menyerah dan kami mencoba membuat para politisi melihat ada cara yang lebih baik,” kata kepala dewan wisata Nina Forsell.
Masih buka untuk bisnis
Beberapa perusahaan besar, seperti taman hiburan Santa Park di Rovaniemi, telah memutuskan untuk tidak beroperasi pada musim dingin ini.
Taman ini biasanya mempekerjakan 400 staf dan menyambut 120 ribu pengunjung setiap musim.
Tetapi banyak pebisnis wisata yang lebih kecil mengatakan mereka akan melakukan semua yang mereka bisa untuk tetap mendapat cuan, dan berharap pemerintah akan mengizinkan lebih banyak wisatawan mancanegara datang.
“Kami menghadapi banyak pemesanan untuk perjalanan wisata di Lapland, itu hal yang memilukan,” kata Sanna Karkkainen.
“Kami sangat membutuhkan industri ini untuk membangun masa depan Lapland, dan melepaskannya bukanlah pilihan.”
Sumber : CNN [dot] COM