Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kendaraan antariksa, Astrolab, meluncurkan prototipe kendaraan penjelajah alias rover bulan serbaguna yang dapat menyokong rencana NASA untuk membangun koloni manusia di Bulan. Kendaran penjelajah itu dapat bertahan hingga sepuluh tahun dengan berbagai kemampuan, dari melakukan eksplorasi hingga membangun konstruksi bangunan di permukaan satelit Bumi.

Perusahaan rintisan yang bermarkas di Los Angeles, California, yang didirikan seorang insinyur robotik penerbangan luar angkasa veteran, Kamis (10/3) lalu meluncurkan sebuah prototipe kendaraan penjelajah (rover) bulan generasi berikutnya pada skala penuh, dengan kecepatan yang sama dengan “moon buggy,” alias rover bulan milik NASA saat ini. Bedanya, rover baru itu dirancang untuk melakukan lebih banyak fungsi.

Perusahaan bernama Venturi Astrolab Inc itu merilis sejumlah foto dan video yang menunjukkan rover bernama Flexible Logistics and Exploration (FLEX) berkendara melintasi kawasan gurun di California yang berbatu, di dekat Taman Nasional Death Valley, saat menjalani uji lapangan selama lima hari pada bulan Desember lalu.

Pejabat Astrolab mengatakan bahwa kendaraan penjelajah roda empat seukuran mobil itu dirancang untuk digunakan dalam program Artemis NASA, yang bertujuan untuk mengirim kembali manusia ke Bulan pada awal 2025 untuk membangun koloni Bulan jangka panjang, sebelum mengirim astronaut ke planet Mars.

Tidak seperti rover bulan era Apollo pada tahun 1970-an, atau pun kendaraan robotik penjelajah Mars saat ini yang dirancang untuk tugas-tugas dan eksperimen khusus, FLEX didesain sebagai kendaraan serba guna yang dapat secara langsung disopiri astronaut ataupun dikendalikan dari jauh menggunakan remote control.

FLEX, yang dibangun mengikuti sistem muatan modular yang terinsipirasi oleh pengiriman peti kemas konvensional, cukup fleksibel untuk digunakan demi keperluan eksplorasi, pengiriman kargo, konstruksi lokasi dan pekerjaan logistik lainnya di Bulan, kata perusahaan itu.

Pendiri sekaligus CEO Astrolab, Jaret Matthews, mengatakan,“FLEX benar-benar dirancang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan astronaut, tetapi juga menjadi sangat serbaguna, bahkan tanpa kehadiran astronaut sekalipun. Ini adalah platform robotik yang dapat dioperasikan dari planet Bumi maupun tempat lainnya. Yang sangat menarik adalah bahwa ia mampu mengerjakan berbagai hal tanpa kehadiran astronaut. Waktu astronaut tentu sangat berharga. Mereka hanya akan berada di permukaan (bulan) selama beberapa hari pada satu waktu, setidaknya pada fase pertama, misi-misi awal, sehingga amat penting untuk memiliki platform yang dapat mengerjakan tugas-tugas seperti konstruksi, penyebaran infrastruktur, melakukan penelitian ilmiah, eksplorasi, bahkan sebelum para astronaut tiba.”

Beberapa perusahaan penerbangan luar angkasa lain juga telah mengumumkan konsep desain kendaraan penjelajah Bulan baru, namun Matthews mengatakan kepada Reuters bahwa baru perusahaannya lah yang telah memproduksi prototipenya dalam skala nyata.

Apabila NASA mengadopsi FLEX dan platform muatan modularnya untuk program Artemis, maka ia akan menjadi kendaraan penjelajah berpenumpang pertama yang melintasi permukaan bulan sejak Apollo 17 – misi terakhir dari enam misi berawak AS ke Bulan pada Desember 1972.

Kendaraan penjelajah bulan Apollo 17 mencetak rekor kecepatan 17 kilometer per jam di bulan. FLEX diklaim dapat bergerak sama cepatnya.

Para astronaut Apollo menyadari bahwa “mereka menghabiskan waktu yang sama ketika melayang di atas tanah maupun saat menapak tanah pada kecepatan tersebut, hal itu menjadi semacam batas praktis untuk bulan,” di mana gaya gravitasi di sana hanya seperenam planet Bumi, kata Matthews, yang sebelumnya terlibat dalam pengerjaan kendaraan penjelajah Laboratorium Propulsi Jet NASA.

Apabila pada Apollo LRV dua astronaut dapat duduk di kursi kemudi seperti saat menumpang mobil, maka pada FLEX, para penumpangnya – bisa satu atau dua orang sekaligus – mengemudikan rover itu dengan menggunakan joystick sambil berdiri di bagian belakang.

Rover dengan jarak sumbu roda selayaknya Jeep itu memiliki berat 500 kilogram dengan kapasitas muatan seberat 1.500 kilogram, sama seperti kapasitas truk pikap ringan.

Dengan baterai tenaga surya dalam kondisi penuh, rover itu dapat mengangkut dua astronaut selama delapan jam tanpa henti dan memiliki kapasitas energi yang cukup untuk bertahan dari dinginnya malam bulan yang ekstrem hingga 300 jam dalam kegelapan total di kutub selatan bulan, kata Matthew.

“FLEX dirancang untuk mendukung kehidupan selama 10 tahun di Bulan. Seperti saya katakan, pada akhirnya, NASA tertarik untuk menghadirkan manusia secara berkelanjutan di Bulan, sehingga penting untuk memiliki aset-aset dan perlengkapan yang dapat bertahan lama, jauh lebih lama, misalnya, dibandingkan misi Apollo, yang hanya bertahan selama beberapa hari. Jadi, FLEX memiliki baterai dan sistem tenaga surya, sehingga mampu mengumpulkan energi matahari untuk mengisi ulang daya baterainya. Dan ada kapasitas baterai yang cukup untuk tidak hanya mendukung EVA selama delapan jam dengan astronaut berpakaian lengkap, tetapi juga kapasitas energi yang cukup untuk bertahan pada malam di kutub selatan Bulan, yang bisa berlangsung antara 100 hingga 300 jam,” jelasnya.

Selama tes lapangan di Dumont Dunes Off-Highway Recreation Area, prototipe rover itu dikemudikan pensiunan astronaut Kanada sekaligus anggota dewan penasihat Astrolab, Chris Hadfield, bersama mahasiswi pascasarjana penerbangan luar angkasa MIT, Michelle Lin.

Dalam video yang dirilis Astrolab, keduanya mengenakan pakaian antariksa tiruan sambil mengendarai rover FLEX di atas bukit pasir dan menggunakannya untuk memasang susunan panel surya vertikal.