Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mengungkap Teleskop Luar Angkasa James Webb (JSWT) mengalami tabrakan dengan meteoroid pada Rabu (8/6). Ini jadi insiden tabrakan keempat JSWT di enam bulan pascapeluncurannya.
Mengutip Space, teleskop yang dirilis ke luar angkasa pada Natal 2021 ini sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menjelajah angkasa luar demi pengamatan saintifik.
NASA sempat menyebut bakal mengungkap gambar ilmiah berkualitas pertama yang dihasilkan teleskop tersebut pada 12 Juli.
Sebelum itu terjadi, NASA menyebut James Webb mengalami tabrakan dengan potongan kecil puing-puing luar angkasa yang disebut mikrometeoroid. Namun, organisasi itu memastikan kejadian itu tidak memberikan dampak serius pada teleskop.
“Sejak diluncurkan, kami memiliki empat serangan mikrometeoroid terukur yang lebih kecil dari yang kami perkirakan. Dan baru-baru ini (teleskop ditabrak mikrometeoroid) yang lebih besar dari perkiraan kami,” ucap Lee Feinberg, manajer elemen teleskop optik Webb di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland.
Dampak paling serius dari tabrakan pernah terjadi antara 23 Mei dan 25 Mei karena mempengaruhi segmen C3 dari cermin utama heksagonal berlapis emas sebanyak 18 buah.
Menurut NASA, semua pesawat ruang angkasa diharapkan dan dirancang untuk merasakan dan menahan dampak mikrometeoroid, termasuk JWST. Insinyur observatorium bahkan membuat sampel cermin terkena dampak nyata untuk memahami bagaimana peristiwa semacam itu dapat mempengaruhi misi yang dijalankan.
Namun, tumbukan meteoroid kali ini lebih besar daripada yang dimodelkan atau yang dapat diuji oleh personel di lapangan. Meski begitu, pejabat NASA yakin bahwa teleskop senilai US$10 miliar (sekitar Rp145,76 triliun) beserta data ilmiah dan jadwalnya tidak terpengaruh insiden.
“Kami tahu bahwa Webb harus menghadapi lingkungan luar angkasa, yang meliputi sinar ultraviolet yang keras dan partikel bermuatan dari matahari, sinar kosmik dari sumber eksotis di galaksi, dan serangan mikrometeoroid sesekali di dalam tata surya kita,” ujar Paul Geithner, teknisi wakil manajer proyek di NASA Goddard, dikutip dari Live Science.
“Kami merancang dan membangun Webb dengan margin kinerja optik, termal, listrik, mekanik untuk memastikannya dapat melakukan misi sains yang ambisius bahkan setelah bertahun-tahun di luar angkasa,” imbuhnya.
Beberapa dampak tabrakan dengan mikrometeoroid sebetulnya dapat diprediksi, seperti ketika hujan meteor datang dengan mengarahkan sistem optik JWST ke tempat yang aman. Namun, insiden terakhir ini tak terkait hujan meteor dan dianggap sebagai “peristiwa kebetulan yang tidak dapat dihindari.”
Setelah benturan, insinyur secara individual menyesuaikan 18 segmen cermin utama di observatorium untuk menjaganya tetap tersetel secara keseluruhan dengan baik.
Sumber : CNN [dot] COM