BPH Migas mengeluarkan wacana akan melarang mobil 1.500 cc ke atas menggunakan BBM jenis Pertalite. Ketentuan ini sedang dikaji bersama DPR.

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menjelaskan kriteria ini sejalan dengan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM.

Artinya mobil-mobil bensin mulai kapasitas mesin 1.500 cc hanya boleh minum Pertamax d SPBU Pertamina. Besar kemungkinan hal ini akan diterapkan usai mobil-mobil mesin di atas 2.000 cc yang lebih dahulu dilarang memakai BBM Pertalite berjalan dengan baik.

“Itu mobil pelat hitam masih bisa (membeli pertalite) kecuali yang di atas 2.000 CC, termasuk motor mewah,” ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (29/6).

“Sesungguhnya kalau mampu membeli mobil mahal, mestinya mampu membeli BBM non subsidi,” jelasnya.

Untuk mobil mesin 2.000 cc ke atas, PT Pertamina Patra Niaga mewajibkan masyarakat mendaftar terlebih dahulu sebelum membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalitedan Solar mulai 1 Juli 2022. Pertamina membuka pendaftaran kendaraan dan indentitas di situs MyPertamina.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat mendapatkan QR Code agar bisa digunakan membeli BBM subsidi yakni, Pertalite.

Sementara itu, untuk BBM subsidi solar akan dibatasi pembeliannya untuk semua kendaraan pribadi plat hitam. Namun, dikecualikan untuk kendaraan angkutan barang bak terbuka.

Di Indonesia, mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 cc bisa dibilang merupakan pasar paling gemuk.

Berbagai model yang dipasarkan mulai dari Low MPV, Low SUV, citycar, bahkan sedan, dan berasal dari berbagai merek seperti Jepang, hingga China.

Model tersebut antaranya Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, Nissan Livina, Wuling Confero, Honda Mobilio, dan Suzuki Ertiga.

Kemudian Toyota Rush, Daihatsu Terios, Suzuko XL7, Mitsubishi Xpander Cross, hingga DFSK Glory i Auto. Mobil lain ada LCGC seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Toyota Calya, Daihatsu Sigra, dan Honda Brio.

Untuk diingat, penggunaan bahan bakar bahan untuk mobil harus menyesuaikan dengan rasio kompresi mesin sehingga dapur pacu dapat bekerja lebih maksimal.

Sedangkan untuk Pertalite, rasio kompresi mesin yang sesuai adalah kompresinya 9:1 hingga 10:1.