Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, Rabu (9/11), mereka telah menangguhkan izin dua lagi perusahaan obat lokal yang memproduksi obat-obatan jenis sirop, sementara pihak berwenang menyelidiki kematian hampir 200 anak karena gagal ginjal akut (GGA).

Indonesia untuk sementara melarang penjualan beberapa obat sirop sejak Oktober setelah mengidentifikasi adanya beberapa produk yang mengandung kadar tinggi etilen glikol dan dietilen glikol yang mungkin menyebabkan penyakit tersebut.

Kedua bahan tersebut umumnya digunakan untuk produk antibeku, minyak rem dan aplikasi industri lainnya tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif yang lebih murah di beberapa produk farmasi untuk gliserin, pelarut atau zat pengental dalam banyak sirop obat batuk. Sayangnya bahan itu dalam kadar tertentu bisa menjadi racun dan menyebabkan gagal ginjal akut.

Penny K. Lukito, Kepala BPOM, mengatakan kepada wartawan bahwa kedua perusahaan itu, PT Samco Farma dan PT Ciubros Farma menggunakan etilen glikol dan dietilen glikol dalam kadar tinggi untuk produk-produk mereka.

Perusahaan-perusahaan tersebut telah diperintahkan untuk menarik produk mereka dan menghancurkan simpanan yang tersisa, katanya, seraya menambahkan bahwa untuk sementara izin produksi mereka dicabut.

Samco Farma dan Ciubros Farma belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Pihak berwenang Indonesia sedang menyelidiki rantai pasokan bahan baku dan proses pemeriksaannya untuk memahami bagaimana jumlah bahan-bahan yang berlebihan itu masuk ke dalam produk, kata Penny.

“Jalur distribusinya panjang, dari importir ke beberapa distributor produk kimia dan pedagang besar hingga bahan baku sampai ke industri farmasi,” ujarnya.

Sebelumnya pekan ini, BPOM menangguhkan izin distribusi tiga perusahaan lain yang membuat produk yang dilaporkan mengandung etilen glikol dan dietilen glikol dalam kadar tinggi.

Pihak berwenang Indonesia menyelidiki kematian akibat GGA dengan berkonsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah insiden serupa terjadi di Gambia tahun ini. Di negara itu tercatat setidaknya ada 70 kematian terkait dengan obat sirop yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals India.