Pernahkah Anda membayangkan membaca koran lalu memakannya tanpa sisa? Rasanya, gambaran seperti ini hanya ada dalam cerita-cerita fiksi.

Tapi, nyatanya kebiasaan memakan koran itu dilakukan oleh orang-orang Hokkaido, Jepang. Hokkaido merupakan wilayah yang berada di utara Jepang.

Hokkaido terkenal dengan makanannya yang enak, pemandangan alam, dan jalan-jalannya yang bagus.

Sayangnya, prefektur ini tidak dikenal sebagai penghasil rumput laut. Padahal, Hokkaido sebenarnya merupakan penghasil varietas rumput laut hitam terkemuka di Jepang yang dikenal sebagai kombu.

Tak dikenalnya Hokkaido sebagai penghasil rumput laut, surat kabar lokal Hokkaido Shimbun mencoba mengeksekusi sebuah ide unik. Ide ini hadir untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Hokkaido adalah penghasil rumput laut yang bagus.

Proyek itu dinamai Hokkaido Kombu Shimbun yang dilakukan secara tahunan. Dalam proyek ini, mereka membuat edisi khusus koran Hokkaido Shimbun yang seluruhnya terbuat dari kombu.

Tak cuma itu, surat kabar ini juga dicetak dengan tinta yang dapat dimakan. Surat kabar ini biasanya dirilis setiap tahun pada Hari Kombu yang jatuh pada 15 November.

Kurangnya kesadaran akan kombu di Hokkaido adalah masalah utama. Meski jadi penghasil rumput laut nomor satu, namun konsumsi kombu di Hokkaido menempati urutan ke-41 dari 47 prefektur Jepang.

Dengan program ini, Hokkaido Kombu Shimbun memperkenalkan kembali kombu asal daerah itu. Surat kabarnya yang bisa dimakan terjual cepat setiap tahun dengan jumlah terbatas 100 eksemplar.

Surat kabar ini juga dianggap sangat langka sehingga beberapa orang memilih untuk mengawetkannya daripada memakannya.

Menukil Sora News, seorang warga bernama Masanuki Sunakoma berhasil mendapatkan surat kabar Hokkaido Kombu Shimbun yang terbatas di tahun ini.

Dia pun membagikan cara menikmati surat kabar yang langka itu. Pertama, Sunakoma duduk di mejanya dan membaca berita tentang rumput laut.

Artikel di surat kabar langka itu memiliki banyak informasi menarik tentang kombu. Misalnya, penjelasan kata ‘kombu’ yang berasal dari bahasa penduduk asli Ainu Hokkaido, serta statistik tentang produksi dan konsumsi kombu.

Setelah membaca, Sunakoma kemudian melanjutkan untuk memakan koran tersebut.

Tak berbeda dengan kombu yang dijual di supermarket, kombu yang digunakan koran Hokkaido Shimbun itu dikeringkan dan terasa keras. Namun, aroma yang keluar dari kombu tersebut terasa sangat menarik.

Hokkaido Shimbun sendiri merekomendasikan untuk merendam korannya dalam satu liter air selama 10 jam. Pembaca kemudian dapat menggunakan kaldu dari rendaman itu untuk memasak, membuat sup, atau langsung diminum.