Didiagnosis menderita kanker adalah salah satu kabar terburuk bagi siapapun. Namun bayangkan kabar itu Anda terima ketika sedang mengandung dan hanya berselang beberapa bulan setelah suami Anda didiagnosis mengidap kanker otak stadium akhir. Sepasang suami-istri di Australia mengalami hal tersebut. Namun kini mereka justru menganggap diri mereka beruntung.

Keluarga Cook kini sangat menghargai hal-hal sederhana dalam hidup, misalnya berjalan-jalan di taman. Alasannya, tiga tahun lalu, Tony Cook divonis bahwa sisa hidupnya tinggal beberapa bulan saja.

Istrinya, Samantha Cook, menuturkan, “Suatu pagi saat berlibur, Tony sakit. Butuh seminggu dan dua rumah sakit berbeda sampai akhirnya ketahuan bahwa ia menderita tumor otak.”

Pada saat itu, para dokter memberi tahu mereka, jika ingin memiliki keturunan, mereka harus melakukannya sesegera mungkin. Namun nyatanya penderitaan mereka tidak berakhir di situ.

Setelah mengandung selama dua belas minggu, hasil pemindaian tubuh menunjukkan bahwa Samantha, yang akan menjadi seorang ibu, menderita kanker rahim stadium awal.

“Saya pikir saya sudah mengalami rasa takut berkali-kali dalam hidup saya sebelumnya, tapi tak pernah saya alami yang semenakutkan saat itu. Seluruh hidup Anda runtuh, semua yang Anda ketahui berhenti seketika,” lanjutnya.

Beruntung, tumornya berhasil diangkat dua minggu kemudian. Wyatt, putra pertama mereka, lahir enam bulan kemudian.

Tony Cook mengungkapkan, “Kami terduduk dan berpikir, ‘mengapa ini terjadi?’ ketika saya jatuh sakit. Tapi sekarang kami memandangnya secara berbeda. Justru mungkin diagnosis kanker saya telah menyelamatkan hidup Sam juga. Karena jika kami menunda punya momongan dua tahun setelah itu, kanker (rahimnya) bisa saja sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Bisa saja itu menjadi vonis mati baginya.”

Kanker rahim dianggap sebagai jenis kanker paling mematikan bagi perempuan, karena sulit dideteksi sejak dini. Penyakit itu kebanyakan didiagnosis pada perempuan berusia 60 tahun ke atas dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 49 persen. Kanker rahim selama kehamilan juga jarang terjadi.

Nimithri Cabraal, dokter di Rumah Sakit Ibu dan Anak Matel, Brisbane, menjelaskan, “Gejala kanker rahim tidak jelas, padahal banyak perempuan mengalami berbagai gejala, dari kembung, perubahan nafsu makan, dan lain-lain. Tapi saya rasa, jika gejalanya terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, periksakanlah diri Anda.”

Samantha mengatakan dirinya sekarang sudah bebas kanker, sedangkan suaminya, Tony, masih menjalani perawatan. Yang membuat mereka optimistis adalah masa depan mereka.

“Tak ada satu orang pun yang tahu sampai kapan mereka hidup. Jadi, kami coba menikmati hidup setiap harinya.”