Banyak restoran di AS kini mulai mempekerjakan robot. Alasan utama para pemiliknya adalah karena kurangnya tenaga kerja.

Namanya BellaBot. Tugas robot setinggi pinggang orang-orang Amerika ini adalah menyambut tamu, mengantarkan mereka ke meja, menyajikan makanan dan minuman, serta membawa piring atau gelas kotor ke dapur.

Li Zhai, pemiliknya senang BellaBot bekerja untuk restorannya, Noodle Topia, di Michigan.

“Kami sulit cari pegawai sewaktu pandemi COVID. Kami membutuhkan bantuan, tetapi tidak menemukan orang. Robot ini sangat membantu restoran ini. Saya kira, robot ini membantu segala jenis bisnis restoran dan hotel,” jelasnya.

BellaBott meringankan banyak tugas pegawai restoran itu. Pelayan sesungguhnya di Noodle Topia kini bisa lebih fokus pada upaya menyenangkan konsumen ketimbang sekadar menjadi petugas yang bolak-balik menyajikan makanan.

Karthik Namasivayam, Direktur Sekolah Bisnis Perhotelan dan Restoran Michigan State University, mengatakan, robot tak bisa dipungkiri semakin diminati banyak restoran, khususnya jenis cepat saji di Amerika. Namun negara-negara Barat sebetulnya tertinggal dalam hal ini dibanding negara-negara Asia.

“Banyak konsumen masih sulit menerima kehadiran mereka. Dan setahu saya, publik di Asia lebih bisa menerima mereka ketimbang masyarakat di negara-negara Barat,” kata Namasivayam.

Li Zhai membeli Bellabot dari Purdu Robotics pada 2021. Robot yang mudah dioperasikan ini dipasarkan dengan harga sekitar $15.000.

Restoran cepat saji Jack in the Box di Chula Vista, California, kini juga memperkerjakan robot. Namanya, Flippy the Robot. Robot tersebut saat ini hanya bertugas menggoreng kentang, dan hasilnya selalu sempurna.

Namun, Flippy, menurut pengembangnya, Miso Robotics, bisa mengerjakan tugas-tugas lain jika diperlukan. Sayangnya, robot ini tidak murah. Robot yang pengembangannya menyedot dana hingga $50 juta ini bisa disewa sekitar $3.500 per bulan.

Shayne Hayashi, pemilik restoran Two Panda Deli, di Pasadena, California, mengaku lebih suka mempekerjakan robot. Tanbo R-1, demikian nama robot itu, menurutnya lebih efisien daripada pelayan manusianya.

Sembari berguyon, Hayashi mengatakan Tanbo bukan pemalas, tidak pernah mengeluh dan selalu melakukan tugasnya dengan sempurna. Seorang pelanggan juga merasa puas karena robot itu tidak membutuhkan tip.

Hayashi mengatakan satu-satunya kelemahan Tanbo adalah ketika tenaga baterainya habis dan perlu diisi ulang, ia terpaksa turun tangan langsung melayani pelanggan.