Gaya Traveling Berubah Gara-gara Pandemi, Enjoy Pilih Road Trip

0
287

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia benar-benar banyak mengubah kebiasaan banyak orang, termasuk para traveler. Gaya mereka dalam melakukan perjalanan sedikit-banyak berubah demi kenyamanan dan keamanan.

Salah satu traveler yang berubah kebiasaan traveling-nya adalah Rijal Fahmi Mohamadi, seorang travel blogger yang dikenal di media sosial dengan @catperku.

Fahmi mengaku sejak pandemi, dia lebih senang road tripĀ untuk melakukan traveling. Alasannya, dia enggan direpotkan dengan persyaratan yang harus dipenuhi jika memilih perjalanan naik pesawat, kereta api, bus, atau kapal laut.

Selama pandemi, masyarakat wajib memenuhi persyaratan seperti tes Covid-19 dan bukti vaksin sebelum melakukan perjalanan dengan transportasi publik jalur darat, laut, maupun udara.

“Sejak pandemi, traveling style-nya berubah, lebih sering bawa kendaraan sendiri. Kalau naik motor biasanya sendiri, kalau bawa mobil bareng keluarga,” ucap Fahmi kepada CNNIndonesia.com.

Menurut Fahmi, dengan road trip bisa sekalian mampir untuk camping di spot-spot bagus dan menarik. Dia mengungkapkan, mobil Opel Blazer miliknya sudah dimodifikasi sehingga fungsinya mendekati seperti camper van.

“Punya camper van ala-ala sih, ada TV, bagian kursi belakang direbahin, diisi kasur buat tidur, di atas ada roofbox-nya buat bawa barang. Kadang juga bawa sepeda,” katanya.

Beberapa destinasi menarik pernah dia sambangi saat road trip bersama keluarganya seperti Lombok dan daerah Amed, Karangasem, Bali. Ketika sampai di daerah tujuan, dia dan keluarga bisa menghabiskan waktu seminggu untuk berkeliling.

“Waktu pandemi itu kan syarat beli tiket harus segala macam, ribet banget. Gara-gara itu style-nya jadi berubah. Sampai sekarang terbawa dan ternyata enjoy di situ,” ujarnya.

Dia merasa dengan road trip, perjalanan lebih santai, karena kalau lelah atau ke ketemu tempat-tempat bagus, bisa berhenti. Saat road trip ke Lombok, total satu bulan dia jalani bersama anak dan istrinya.

“Tapi, kita di jalan sebulan, mampir-mampir begitu, sempat camping di Bromo juga. Terus pas ke arah Lumajang ternyata ada longsor, jadi kita mau enggak mau turun melewati lautan pasir pakai mobil,” katanya mengisahkan.

Fahmi juga punya semacam ritme saat melakukan road trip yakni menyetir mobil paling lama tiga jam lalu beristirahat sekitar setengah jam sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Untuk road trip juga dia memberi spare waktu lebih longgar dan banyak berhenti untuk istirahat, karena membawa anaknya.

Semenjak pandemi Covid-19, Fahmi mengubah gaya traveling-nya menjadi road trip, karena enggan direpotkan dengan syarat perjalanan lewat transportasi publik.

Soal persiapan untuk road trip bersama keluarga, Fahmi telah memperhitungkannya bersama istri termasuk soal makanan dan peralatan masak yang dibawa. Riset juga dilakukan Fahmi sebelum road trip, termasuk menyusun itinerary sederhana dan memastikan lokasi di Google Maps.
“Makanan kadang bawa, kadang beli. Pernah juga kita beli bahan makanan seperti daging, lalu dimasak saat camping. Kita bawa peralatan masak, kompor kecil juga. Lihat juga tempat tujuan, kira-kira ada penjual makanan enggak,” tuturnya.

Dia juga bercerita tentang pengalaman yang bikin deg-degan yang pernah dialami saat road trip bersama keluarganya. Saat road trip ke Lombok pada Oktober tahun lalu, terjadi hujan dan longsor sehingga jalurnya tertutup lautan pasir.

Tapi, ketika itu dia tetap menembus lautan pasir tersebut, karena merasa memahami treknya karena sering dilewati dan mengendarai mobil dengan ban yang besar. Mobilnya pun dengan lancar dan aman mampu menembus lautan pasir tersebut.

“Jalurnya itu kan naik ke arah (Gunung) Bromo terus tembus ke Lumajang, ternyata jalur Lumajang longsor kita enggak bisa lewat. Nah, kalau kita mau ke Bali kita harus muter ke Malang atau pilih menembus lautan pasir Bromo itu,” katanya.

“Sebenarnya enggak boleh, tapi karena emergency dan warga sekitar bilang ‘kalau berani lewat aja’, ya itu pengalaman pertama bawa mobil sendiri menembus lautan pasir. Sebenarnya sudah sering lewat situ naik motor, tapi bawa mobil baru kemarin. Mobilnya bukan 4×4, cuma kebetulan cc-nya gede dan bannya gede, jadi ya berani-berani aja. Tapi jadi pengalaman yang seru sih,” lanjutnya.

Fahmi sendiri belum ada rencana melakukan road trip lagi dalam waktu dekat. Namun, dia berhasrat melakukan road trip di Kalimantan dan Sulawesi, terutama di Sulawesi karena menurutnya jalurnya sangat bagus.

“Dulu pernah ke Sulawesi, dari Manado sampai Sulawesi Tenggara lewat jalur darat, saya pengin lewati rute itu, tapi jalannya siang,” ujarnya.

“Dulu pas ke sana jalannya malam. Jadi, enggak bisa menikmati, pengin mengulang Sulawesi dari utara ke selatan atau sebaliknya, bener-bener lewat jalur darat. Banyak hidden spot-nya. Makanannya juga dari ujung ke ujung, enggak ada yang enggak enak,” pungkasnya.

Sumber : CNN [dot] COM