Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1) baru akan bisa dinikmati layanan internetnya pada 2024. Kok bisa lama?
Saat ini posisi satelit Satria-1 sudah di berada area peluncuran Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Dijadwalkan satelit internet pemerintah itu mengangkasa pada 18 Juni 2023 waktu setempat atau 19 Juni 2023 waktu Indonesia.
Satelit Satria-1 akan diangkut oleh roket Falcon 9 milik SpaceX untuk mencapai orbit 146 derajat Bujur Timur. Dari peluncuran sampai beroperasi, artinya butuh waktu sampai enam bulan sebelum akses internet yang dipancarkan satelit tersebut bisa dirasakan.
“Kalau mulai beroperasinya Satria-1 untuk titik awal 10 Gbps yang kita miliki rencananya di awal tahun 2024,” ujar Kepala Divisi Satelit Bakti Kominfo, Sri Sanggrama Aradea di Orlando, Amerika Serikat.
Lebih lanjut, kata Aradea, setelah peluncuran satelit akan ada beberapa fase sebelum siap beroperasi. Salah satunya penyediaan segmen stasiun bumi dan terminal untuk akses internet satelit di titik layanan publik setelah peluncuran.
Pasifik Satelit Nusantara (PSN) selaku pemenang tender proyek strategis nasional ini telah memastikan infrastruktur pendukung ruas bumi (ground segment) siap beroperasi jelang peluncuran satelit Satria-1.
Infrastruktur ground segment seperti pusat kontrol utama (Primary Satellite Center) dan pusat jaringan (Network Operation Center) yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, serta stasiun kontrol cadangan yang berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sudah dalam kondisi 100%.
Begitu pula dengan jaringan komunikasi dan pendukung lainnya juga siap mendukung peluncuran satelit Satria-1, sehingga tidak ada elemen yang berpotensi menyebabkan penundaan.
PSN juga telah menyiapkan 11 stasiun bumi (gateway). Selain di Cikarang dan Banjarmasin, stasiun bumi lainnya berada di Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Adapun, satelit Satria-1 yang semula difungsikan untuk menghadirkan akses layanan internet di 150 ribu titik, kini diubah menjadi 50 ribu titik agar di setiap fasilitas publik dapat mendapatkan kecepatan internet mencapai 4 Mbps.
“Kalau kita melihat lifecycle dari satelit ini kan memang 15 tahun, sebelum satelitnya habis kita akan buat lagi seperti Telkom itu akan berkelanjutan terus sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas dia.