Microsoft berhasil memenangkan gugatan Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat (AS) atas akuisisi perusahaan pengembang game Activision Blizzard. Dengan demikian, Microsoft akan mengakuisisi perusahaan tersebut senilai US$69 miliar atau Rp1.032 Triliun.

Seorang hakim di Amerika Serikat telah memutuskan Microsoft dapat melanjutkan rencana akuisisi perusahaan pembuat video game Activision Blizzard.

Sementara badan pengawas persaingan usaha di Inggris menyatakan siap untuk mendiskusikan perubahan-perubahan untuk menjawab kekhawatirannya atas kesepakatan tersebut.

Di sisi lain, FTC pada awalnya meminta hakim untuk menghentikan kesepakatan yang diusulkan, dengan alasan hal tersebut akan memberikan Microsoft, pembuat konsol game Xbox, akses eksklusif ke game-game Activision termasuk game populer Call of Duty.

Kekhawatiran FTC ini secara tidak langsung menyebut akuisisi Microsoft terhadap Activision Blizzard dapat menghalangi ketersediaan video game tersebut di platform lain.

Merespons kekhawatiran tersebut, Hakim Jacqueline Scott Corley mengatakan FTC belum menunjukkan bukti-bukti yang menguatkan kekhawatiran tersebut.

“FTC belum menunjukkan bahwa perusahaan gabungan tersebut kemungkinan besar akan berhasil dalam pernyataannya bahwa perusahaan gabungan tersebut mungkin akan menarik Call of Duty dari Sony PlayStation, atau bahwa kepemilikannya atas konten Activision secara substansial akan mengurangi persaingan dalam langganan perpustakaan video game dan pasar cloud gaming,” kata Corley pada Selasa (11/7), dikutip dariĀ The Guardian.

Dengan keputusan hakim ini, FTC mengatakan mereka kecewa dengan hasilĀ itu.

Dilansir CNN, pada Rabu (12/7), FTC disebut akan mengajukan banding atas keputusan hakim tersebut.

Dalam argumennya, FTC menentang akuisisi ini dengan mengatakan Microsoft akan dapat menggunakan game-game Activision untuk membuat perusahaan konsol saingannya seperti Nintendo dan Sony tersingkir.

Sementara itu, Presiden Microsoft Brad Smith, menulis di Twitter bahwa perusahaan “berterima kasih” atas keputusan yang “cepat dan menyeluruh” ini.

Di sisi lain, kepala eksekutif Activision Blizzard Bobby Kotick merger ini akan memberi banyak keuntungan.

“Merger kami akan menguntungkan konsumen dan pekerja. Ini akan memungkinkan persaingan dan bukannya membiarkan para pemimpin pasar yang sudah mengakar untuk terus mendominasi industri kita yang berkembang pesat,” tuturnya.

Microsoft sendiri sudah mengumumkan rencana akusisi ini sejak Januari 2022. Kabar akusisi bahkan sudah berkembang di publik sejak 2021.