Kampanye Presiden Donald Trump di Tulsa, Oklahoma, hanya dihadiri sekitar 6.000 orang, atau sepertiga dari kapasitas arena kampanye. Sejumlah pengguna media sosial mengaku mereka sengaja memesan tiket kampanye, tapi kemudian tak datang ‘agar kursi-kursi kosong’,
Namun, tim kampanye Presiden Donald Trump membantah klaim bahwa pengguna Tik-Tok dan penggemar K-Pop telah menyebabkan angka kehadiran kampanye yang rendah.
Tim itu mengatakan telah menyingkirkan pemesanan palsu.
Trump sebelumnya mengatakan dia memperkirakan satu juta orang akan datang ke kampanyenya.
Lokasi Bank of Oklahoma Center di Tulsa dapat menampung 19.000 orang. Acara itu juga sebelumnya direncanakan akan meluas hingga ke luar gedung, meskipun rencana itu dibatalkan.
Dinas pemadam kebakaran Tulsa mengatakan lebih dari 6.000 orang hadir di acara itu, tetapi tim kampanye Trump menyatakan angkanya jauh lebih tinggi.
Direktur kampanye tim mengatakan “permintaan tiket palsu tidak pernah menjadi faktor pertimbangan kami” karena tiket ke kampanye itu diberikan pada siapapun yang mendaftar lebih dahulu.
Brad Parscale menyalahkan media dan pengunjuk rasa karena menghalangi orang-orang untuk hadir.
“Kaum Kiri dan online troll(orang-orang yang menyerang melalui internet) melakukan perayaan kemenangan, [mereka] berpikir, entah bagaimana, telah memengaruhi kehadiran pada acara kampanye, [tetapi] tidak tahu apa yang mereka bicarakan atau bagaimana kampanye kami,” kata Parscale.
“Ketika mendaftar untuk datang ke kampanye, berarti kehadiran Anda telah dikonfirmasi dengan nomor ponsel dan kami terus-menerus menyingkirkan nomor palsu, seperti yang kami lakukan terhadap puluhan ribu [nomor palsu] di Tulsa, saat menghitung kemungkinan calon peserta kampanye.”
Mantan ahli strategi Partai Republik dan kritikus Trump, Steve Schmidt, mengatakan sejumlah remaja di berbagai wilayah di AS telah memesan tiket tanpa bermaksud untuk muncul. Putrinya yang berusia 16 tahun dan teman-temannya telah memesan “ratusan” tiket.
Sama seperti Schmidt, sejumlah orang tua lain juga mengatakan anak-anak mereka melakukan hal serupa.
Alexandria Ocasio-Cortez, tokoh progresif dari Partai Demokrat, memuji anak-anak muda dan penggemar K-pop yang disebutnya telah “membanjiri kampanye Trump dengan pemesanan tiket palsu”.
Belum jelas berapa banyak dari ratusan ribu tiket yang palsu, tetapi satu video TikTok tanggal 12 Juni mendorong orang-orang mendaftar untuk mendapatkan tiket gratis ke kampanye Trump untuk memastikan kursi-kursi itu kemudian kosong .
Video itu, yang diunggah setelah tanggak kampanye diumumkan tanggal 19 Juni, mendapat 700.000 likes.
Informasi mengenai kampanye itu memicu kemarahan sejumlah pihak karena jatuh pada Juneteenth, perayaan berakhirnya perbudakan AS.
Lokasi acara tersebut, Tulsa, juga kontroversial, karena merupakan salah satu tempat pembantaian ras terburuk dalam sejarah AS.
Setelah berita tentang jumlah peserta kampanye Trump yang di bawah prediksi tersebar, pemilik akun TikTok, Mary Jo Laupp, memuji hal itu dan mengatakan pada orang-orang muda yang belum cukup umur untuk memilih: “Ingat bahwa Anda memiliki dampak karena telah melakukan satu hal dan berbagi informasi.”
Jika benar, ini bukan pertama kalinya pengguna media sosial menunjukkan sikap politiknya dalam beberapa minggu terakhir.
Penggemar K-pop secara aktif menenggelamkan tagar yang digunakan oleh lawan Black Lives Matter (BLM) dalam beberapa minggu terakhir, dan mengumpulkan donasi setelah kematian Afrika-Amerika George Floyd bulan lalu.
Wartawan BBC Anthony Zurcher, yang berada di Tulsa, mengatakan penyelenggara kampanye selalu memberikan tiket lebih banyak daripada ruang yang tersedia, sehingga orang iseng yang mengisi pemesanan, tidak akan menghentikan kehadiran orang yang benar-benar mendukung Trump.
Namun, tampaknya mereka [orang-orang yang membuat reservasi palsu] telah meyakinkan tim kampanye Trump bahwa lebih banyak orang yang akan datang, dibandingkan yang sebenarnya ada.
Tim kampanye itu sebelumnya mengatakan sekitar satu juta orang akan hadir di acara kampanye, tetapi jika setengah dari reservasi itu asli, kampanye itu akan terlihat jauh lebih ramai, ujar Zurcher.