Memasuki tahun keempat memimpin Kementerian Komunikasi dan Informatika, Menkominfo Rudiantara mengatakan fokusnya saat ini adalah proyek Palapa Ring, khususnya paket Timur dan Tengah.
“Fokus saya ke 2019 adalah Palapa Ring. Seluruh kabupaten dan kota sudah terhubung dengan internet kecepatan tinggi atau backbone dari broadband,” ujar Rudiantara di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (25/10).
Rudiantara mengatakan saat ini Palapa Ring paket barat telah beroperasi dengan panjang kabel fiber optik lebih dari 2.200 kilometer. Paket Barat melalui Dumai, Bengkalis, Siak, Tebing Tinggi, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Bembam (Batam), Tarempa, Ranai, Singkawang, Kualatungkal, dan Daik Lingga.
“Barat sudah beroperasi, Tengah bulan Oktober dan November akan integrasi dan tes. Timur awalnya diharapkan akan selesai akhir tahun, tapi sepertinya awal tahun 2019 selesai,” kata Rudiantara.
Khusus untuk paket Timur, Rudiantara mengakui penyelesaian Timur terlambat dari yang ditargetkan pasalnya paket ini merupakan yang terberat di antara paket lainnya.
Dilihat dari total panjang jaringan mencapai 8.500 km dan menjadikannya sebagai yang terpanjang dari seluruh proyek palapa ring.
“Jadi integrasi keseluruhan selambat-lambatnya.kuartal kedua tahun 2019. Tantakan Timur di Papua memang tidak mudah,” akunya.
Direktur utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif mengatakan paket Barat 100 persen sudah beroperasi. Sementara konstruksi paket Tengah masih 98 persen dan paket Timur 78 persen.
Palapa Ring merupakan proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal menggunakan serat kabel optik sepanjang 36 ribu kilometer.
Proyek ini merupakan salah satu target pemerintah untuk menyediakan akses internet dengan kecepatan 20 Mbps per rumah tangga. Kabel serat optik disebut menjadi satu-satunya pilihan agar bisa mencapai target ini.
“Salah satu target setiap konektivitas 20 Mbps bagi setiap rumah tangga. Tidak ada pilihan untuk capai kecepatan itu hanya bisa dibangun dengan jaringan serat optik, tidak ada teknologi lain,” imbuh Anang.