Panduan Porsi Nutrisi Balita Demi Cegah Stunting

0
490

Usia lima tahun pertama menjadi masa-masa penting pada pertumbuhan anak-anak. Kekurangan atau kelebihan nutrisi di masa-masa itu berisiko tidak tercapainya potensi pertumbuhan optimal.

Selain membawa efek jangka panjang pada kesehatan, itu juga bisa mempengaruhi performa di sekolah. Salah satu risiko yang mungkin terjadi ialah mengalami stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi yang berlangsung dalam waktu lama.

 

Hal tersebut terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Porsi makan anak

Pakar gizi anak Leona Victoria mengatakan bahwa sebaiknya anak-anak dalam usia satu hingga lima tahun makan dengan porsi yang tepat.

“Untuk anak-anak saya rekomendasikan porsi dalam satu piring dibagi tiga sama rata antara protein, karbohidrat, dan sumber serat,” kata Leona kepada ANTARA.

Sementara untuk buah, sebaiknya diberikan sebagai kudapan anak. “Sehingga anak punya pilihan snack yang sehat juga.”

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kebutuhan kalori, karbohidrat. dan protein untuk anak-anak berbeda-beda sesuai usia, jenis kelamin serta tingkat aktivitas anak. Semakin aktif kegiatan seorang anak maka semakin tinggi asupan kalori yang dibutuhkan.

“Tapi pada dasarnya panduan kebutuhan kalori anak usia satu hingga lima tahun adalah 1200-1700 kalori untuk anak laki-laki, dan 1150-1600 kalori untuk anak perempuan,” papar Leona.

Dalam hal ini, anak-anak yang memiliki aktivitas berlebih maka membutuhkan asupan karbohidrat yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Sumber karbohidrat tidak selalu didapat dari nasi.

“Bisa juga jagung umbi-umbian, gandum atau oat, pasta, mi, bihun. Porsi karbohidrat untuk anak adalah satu cangkir bervolume 250 mililiter,” kata Leona.

Sementara untuk kebutuhan protein yang di antaranya berfungsi untuk membentuk sel baru dan jaringan otot yang penting untuk pertumbuhan anak, dihitung 1 gram per berat badan.

“Jadi tergantung berat badan anak, misal anak beratnya 10 kilo gram jadi kebutuhan protein dia 10 gram.”

Panduan porsi lemak, khusus untuk anak di bawah dua tahun, Leona menjelaskan mereka masih butuh asupan lemak yang cukup.

Dia kemudian menyarankan untuk tidak memilih makanan yang rendah lemak. Misalnya pilih susu full cream, daging dengan kulit.

“Batas minimal lemak adalah 40 gram. Namun setelah usia anak lewat dua tahun, baru dilihat lagi kebutuhannya, kalau berat badan anak bagus, langsung ganti pakai low fat atau non fat untuk menjaga berat badan,” tuturnya.

“Jika anak kecenderungan gizi rendah, pertumbuhannya di bawah kurva maka perlu lanjutkan full fat tapi maksimal 67 gram, sama seperti yang direkomendasikan Kementrian Kesehatan.”

Untuk serat, Leona menyarankan anak-anak mengkonsumsi antara 14-25 gram per hari, di mana biasanya anak laki-laki butuh lebih banyak serat.

Dia memaparkan bahwa serat penting untuk mengatur BAB supaya tidak sembelit, diare. Serat juga penting mengatur kepadatan BAB, karena biasanya sumber serat itu gudang antioksidan dan mineral, yang juga berfungsi untuk meningkatkan imun.

Porsi serat, yang biasanya berupa sayur mayur atau buah potong disarankan Leona sebanyak dua porsi buah dan tiga porsi sayur. Masing-masing satu cangkir.

Selain memperhatikan asupan gizi makro dan mikro, asupan cairan juga harus diperhatikan di mana dalam sehari disarankan mengkonsumsi air putih delapan gelas.

“Kalau anak-anak, mungkin bisa pakai gelas anak yang 120 mili liter atau 130 mili liter saja,” kata Leona.

Perlukah susu formula?

Biasanya, para orang tua di Indonesia memberikan susu formula kepada balita sebagai substitusi makan anak. Leona mengatakan bahwa hal itu tidak diperlukan.

“Untuk anak di atas satu tahun sudah tidak perlu susu formula lagi, jadi kalau memang tidak mau lanjut ASI, bisa pilih sumber susu lain susu sapi yang fresh, susu UHT, soya, nabati tapi kalau mau yang plant based harus yg sudah difortifikasi dengan kalsium dan vitamin D,” kata Leona.

Porsi susu pun dibatasi. Sehari maksimal 600 mili liter atau tiga kali porsi 200 mili liter.

“Supaya enggak mengganggu jadwal makan anak, karena banyak anak jadi enggak mau makan karena dikompensasi dengan susu. Biasa anak enggak doyan makan dikasih susu, nah ini salah karena susu itu sebagai pelengkap atau snack time tidak sebagai makanan utama,” kata lebih lanjut.

Sumber : CNN [dot] COM