Tawaran Nvidia senilai USD 40 miliar atau sekitar Rp 573 triliun untuk mengakuisisi ARM dari SoftBank semakin tak jelas nasibnya.

Sejak awal, penawaran yang pertama dipublikasikan pada September 2020 lalu itu memang sudah ditentang banyak pihak, baik dari sisi regulator maupun perusahaan rivalnya. Salah satu alasan utamanya adalah terkait monopoli.

Regulator dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, China, dan Uni Eropa ikut menginvestigasi rencana akuisisi tersebut. Begitu juga perusahaan seperti Microsoft, Google, dan Huawei, yang menuding akuisisi itu akan merusak industri semikonduktor.

Kini kabar terbaru muncul dari pemerintah Inggris, yang menginvestigasi akusisi itu lewat Competition and Markets Authority (CMA), yang memaparkan risiko keamanan nasional bisa muncul dari akuisisi tersebut.

Laporan awal CMA itu diserahkan ke Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden, yang menyebutkan adanya ancaman terhadap keamanan nasional dari akuisisi tersebut, dan menyarankan untuk menolak pemberian izin akuisisi.

Ada juga sumber lain yang menyebutkan pemerintah Inggris akan melakukan peninjauan lebih dalam terhadap akusisi tersebut atas dasar keamanan nasional, demikian dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (6/8/2021).

Tak dijelaskan bagaimana akuisisi tersebut akan berdampak pada keamanan nasional. Namun yang jelas, teknologi semikonduktor saat ini dipastikan akan dianggap sebagai aset vital, terutama jika melihat dampak dari kelangkaan chip global yang terjadi saat ini.

Pihak Nvidia mengaku akan terus mengikuti proses perizinan yang dilakukan oleh pemerintah Inggris, dan siap menjawab dan menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi dari akuisisi yang awalnya diperkirakan akan diselesaikan pada Maret 2022 tersebut.

Sementara itu, pemerintah China juga masih melakukan investigasi terhadap rencana akuisisi tersebut, yang membutuhkan waktu 18 bulan dari sejak September 2020. Di lain pihak, pihak regulator Uni Eropa pun belum mengeluarkan keputusannya, setidaknya sampai liburan musim panas.

Hal inilah yang memunculkan spekulasi kalau Nvidia bakal sulit untuk menyelesaikan akuisisi tersebut pada Maret 2022 mendatang. Meskipun dalam perjanjian yang ada disebutkan kalau deadline akuisisi itu bisa dimundurkan hingga September 2022.