Microplastics Terdeteksi Dalam Darah Manusia

0
453

Para ilmuwan mendeteksi adanya polusi mikroplastik di dalam darah manusia untuk pertama kalinya. Mereka menemukan partikel-partikel kecil di hampir 80 persen orang yang diuji.

Dari penemuan itu menunjukkan partikel-partikel tersebut melakukan perjalanan ke seluruh tubuh. Bahkan partikel kecil itu mungkin bersarang di organ-organ tubuh.

“Studi kami adalah indikasi pertama bahwa kita memiliki partikel polimer dalam darah kita – ini adalah hasil terobosan,” kata ahli ekotoksikologi di Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda, Prof Dick Vethaak, yang dikutip dari The Guardian, Jumat (25/3/2022).

Melihat penemuan ini, para peneliti mengatakan dampaknya terhadap kesehatan masih belum diketahui. Meski begitu, mereka khawatir karena mikroplastik bisa menyebabkan kerusakan sel manusia di laboratorium.

Diketahui, partikel mikroplastik itu bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air, serta udara yang dihirupnya.Hal ini tentunya memiliki risiko kesehatan yang tidak bisa disepelekan. Namun, dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut.

“Tetapi kita harus memperluas penelitian dan meningkatkan ukuran sampel, jumlah polimer yang dinilai, dan lain-lainnya. Studi lebih lanjut oleh sejumlah kelompok sudah berlangsung,” bebernya.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environment International ini, para ilmuwan menganalisis sampel darah dari 22 donor anonim yang terdiri dari orang dewasa yang sehat. Hasilnya, mereka menemukan 17 sampel partikel plastik. Itu terdiri dari:

1. Setengah dari sampel mengandung plastik PET atau plastik yang biasanya digunakan pada botol minuman.

2. Sepertiga mengandung polistirena yang digunakan untuk mengemas makanan dan produk lainnya.

3. Seperempat mengandung polietilen yang digunakan untuk membuat kantong plastik.

Meski dampaknya pada kesehatan belum terungkap jelas, para peneliti tetap merasa khawatir. Bahkan pada penelitian sebelumnya, polusi mikroplastik ini ditemukan 10 kali lebih tinggi pada kotoran bayi dibandingkan pada orang dewasa.

“Tentu saja masuk akal untuk khawatir. Partikel-partikel itu ada di sana dan diangkut ke seluruh tubuh,” ujar Vethaak.

“Kami juga tahu secara umum bahwa bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap paparan bahan kimia dan partikel. Itu sangat membuatku khawatir,” lanjutnya.

Dari studi percobaan ini juga terlihat adanya perbedaan jumlah dan jenis polusi mikroplastik. Menurutnya, mungkin ini menggambarkan paparan jangka pendek sebelum sampel darah diambil. Bisa jadi orang tersebut minum dari cangkir kopi berlapis plastik atau memakai masker wajah plastik.

Studi baru lainnya juga menemukan bahwa mikroplastik dapat menempel pada membran luar sel darah merah. Hal ini bisa membatasi kemampuannya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Partikel mikroplastik ini juga telah ditemukan pada plasenta wanita hamil. Bahkan pada percobaan yang dilakukan pada tikus hamil, partikel ini melewati paru-paru dan dengan cepat menyebar ke jantung, otak, serta organ janin lainnya.

“Penelitian lebih rinci tentang bagaimana mikro dan nano-plastik mempengaruhi struktur dan proses tubuh manusia, apakah dan bagaimana mereka dapat mengubah sel dan menginduksi karsinogenesis sangat dibutuhkan. Terutama mengingat peningkatan eksponensial dalam produksi plastik. Masalahnya menjadi lebih mendesak setiap hari,” jelas Vethaak.