Elon Musk, Steve Wozniak dan pentolan teknologi lain menulis surat terbuka agar pengembangan kecerdasan buatan atau AI dihentikan sampai ada regulasi jelas untuk menangkal dampak negatifnya. Tapi beberapa sosok penting lain tidak setuju, termasuk mantan CEO Google Eric Schmidt.

Seperti dikutip detikINET dari New York Post, Schmidt menolak seruan untuk menghentikan sementara pengembangan kecerdasan buatan canggih karena kekhawatiran keamanan. Alasannya, penundaan hanya akan memberikan keuntungan bagi China yang juga agresif mengembangkan AI.

Schmidt pun meminta kemajuan AI untuk terus berlanjut meskipun dia mengakui bahwa kekhawatiran yang diajukan oleh Elon Musk dan lainnya tentang potensi risikonya tidak dapat diremehkan.

“Saya tidak mendukung jeda enam bulan karena itu hanya akan menguntungkan China. Yang saya dukung adalah mengumpulkan semua orang secepat mungkin untuk membahas batasan yang sesuai,” cetus Schmidt.

Schmidt, yang menjabat sebagai CEO Google dari tahun 2001 hingga 2011, menambahkan bahwa peneliti AI tidak boleh merilis sistem canggih tanpa semacam mitigasi untuk hal-hal negatif yang dapat terjadi.

Sebelumnya, Bill Gates juga tidak sepakat dengan saran Elon Musk. Menurut sang pendiri Microsoft, menunda pengembangan AI tidak akan memecahkan tantangan yang ada ke depan.

ia menilai akan lebih baik untuk fokus bagaimana memanfaatkan sebaik-baiknya perkembangan AI. Selain itu, akan sangat sulit untuk menghentikan kemajuan AI secara global, seperti yang disarankan Elon Musk dan yang lainnya.

“Saya kira meminta sebuah grup tertentu untuk menunda pengembangan AI akan menyelesaikan tantangannya. Jelas ada manfaat sangat besar dari AI, apa yang perlu kita lakukan adalah untuk mengidentifikasi area yang sulit,” cetusnya.