Twitter sepertinya sedang menggarap fitur baru bernama Twitter Hiring. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan bisnis dan organisasi yang terverifikasi memasang lowongan kerja di profilnya.

Meski belum diumumkan secara resmi, beberapa organisasi yang terverifikasi dan memiliki centang emas sudah memasang lowongan kerja di bawah bio di profilnya. Twitter juga sudah membuat akun resmi @TwitterHiring, namun mereka belum mencuit apa-apa.

Jika diklik, lowongan itu akan mengarahkan pendaftar ke situs resmi perusahaan, di mana mereka bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang posisi yang ditawarkan dan cara mendaftar. Organisasi yang terverifikasi bisa memasang hingga lima lowongan kerja di profilnya.

Sepertinya organisasi tidak perlu membayar biaya tambahan untuk mengakses fitur baru tersebut. CEO Workweek Adam Ryan mengatakan fitur itu sudah termasuk dalam paket Verified for Organizations dengan tarif USD 1.000 per bulan.

Peneliti aplikasi Niwa Owji mengunggah screenshot yang berisi detail tentang fitur baru tersebut. Menurut screenshot tersebut, Twitter menyebut fitur itu sebagai cara bagi organisasi yang terverifikasi untuk menggaet talenta baru ke perusahaannya.

Screenshot itu juga mengindikasikan Twitter akan mengizinkan organisasi untuk mengimpor semua lowongan pekerjaannya ke platform dengan menghubungkannya ke feed ATS atau XML yang didukung, sehingga organisasi bisa menambahkan lowongan baru dengan cepat.

Upaya Twitter mengembangkan fitur lowongan kerja sebenarnya tidak begitu mengejutkan. Pemilik Twitter Elon Musk sempat memberikan petunjuk tentang fitur ini pada Mei lalu.

“Ide yang menarik, mungkin lowongan pekerjaan juga,” kata Musk saat merespons cuitan pengguna yang menyarankan Twitter mengembangkan fitur kencan, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (23/7/2023).

Dengan fitur ini, Twitter siap bersaing dengan platform pencari kerja seperti LinkedIn dan Indeed. Twitter sebelumnya juga pernah mengakuisisi startup job matching bernama Laskie.

Itu merupakan akuisisi pertama yang dilakukan Twitter setelah dibeli oleh Musk. Bukan tidak mungkin akuisisi itu turut mendorong Twitter mengembangkan dan merilis fitur lowongan pekerjaan